Saya tidak mungkin goyang-goyang sendiri di dalam kamar. Sulit pilih. Mau ikut goyangan musik yang mana.
Maka saya turun ke lobi. Menyeberang jalan –sangat lebar dan ramai. Saya masuk ke lapangan luas itu. Bukan main. Ramai sekali. Suara musik saling bersahutan. Dari begitu banyak pengeras suara portable.
Saya geleng kepala. Begitu banyak orang berolahraga. Lebih 10 kelompok. Pakai musik mereka sendiri-sendiri. Padahal jarak antar kelompok itu ada yang hanya 10 meter.
Ada kelompok besar. Ada grup kecil, sekitar 20 orang. Mereka semua senam-dansa. Sport dance.
Ada yang senam aerobik. Energetik. Ada yang lebih ke arah tari. Slow.
Yang seru: antarkelompok itu kan seperti tidak berjarak. Maka kelompok sini bisa dengar musik dari kelompok sana. Saling berebut masuk telinga. Tapi mereka tidak peduli. Masing-masing konsentrasi ke gerakan dan musik kelompoknya sendiri.
Saya pilih bergabung ke salah satu kelompok yang jenis gerakannya medium impact. Seperti yang selalu saya lakukan di Indonesia.
Gerakan di kelompok tari itu terlihat terlalu low impact. Demikian juga di kelompok line dance. Sulit disebut olahraga.