Cheng Li-wun

Senin 20 Oct 2025 - 12:26 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Yogi

Dengan satu partai itu Taiwan mengalami kemajuan ekonomi yang sangat pesat. UKM (usaha kecil menengah)-nya sangat kuat. Lalu rakyat tidak menghendaki lagi sistem otoriter satu partai. Terjadilah gerakan reformasi: 1987.

Sejak itu pemerintahan otoriter berakhir. Lahirlah zaman demokrasi. Berdirilah Democratic Progressive Party. Saat itu pendapatan per kapita rakyat Taiwan sudah 5.800 dolar. Sudah siap berdemokrasi.

Meski sudah ada DPP pemenang pemilu setelah itu tetaplah Golkar ups...Koumintang.

Pemilu-pemilu berikutnya seperti bergantian. Kadang Koumintang yang menang. Kadang DPP. Tahun lalu berbagi: DPP menang di Pilpres, Koumintang menang di Pileg.

Kali ini Koumintang ingin kembali berkuasa. Terjadilah penyegaran kepemimpinan. Cheng Li-wun (鄭麗文) mengalahkan lima candidat ketua umum lainnya dengan mudah. Dia memperoleh suara 50,1 persen. Calon terdekatnya, umur 76 tahun, mendapat suara 37 persen.

"Saya ingin membuat orang Taiwan dengan bangga menyebut dirinya orang China," ujar Cheng Li-wun. "Saya tidak mau Taiwan jadi Ukraina," kata Cheng.

Dia ingin menjaga agar orang Taiwan bisa hidup tenang dan damai. Tidak dihantui perang. Karena itu Koumintang menentang keras usulan UU kenaikan anggaran pertahanan sampai lima persen dari GDP.

Pemerintahan DPP mengusulkan penambahan anggaran pertahanan itu untuk memenuhi permintaan Presiden Donald Trump. Cheng tidak mau Taiwan jadi korban strategi Presiden Trump.

Kalau Cheng terpilih sebagai Presiden Taiwan 2028 nanti seperti apa hubungan Taiwan dan Tiongkok?

"Saya akan kembali ke konsensus 1992," ujar Cheng.

Saat itu Presiden Taiwan dipegang Koumintang: Lee Teng-hui. Terjadi konsensus 'One China'. Tapi rumusan rincinya memang belum ada. Pemilu berikutnya Koumintang kalah.

Ketika Koumintang kembali berkuasa, presidennya Ma Ying-jeou. Taiwan kembali dekat ke Beijing. Terjadilah peristiwa bersejarah: Presiden Taiwan bertemu Presiden Tiongkok. Tempatnya di Singapura.

Dalam pertemuan itu tidak digunakan kata Tiongkok dan kata Taiwan. Mereka menyebut dua negara sebagai 'Liang Pian' --dua sisi dari sebuah selat yang memisahkan daratan Tiongkok dan pulau Taiwan.

Bagaimana Ma Ying-jeou menyebut Xi Jinping? Dan sebaliknya?

Tidak ada kata 'presiden' yang diucapkan. Ma memanggil Xi dengan panggilan 'Xian Sheng'. Xi memanggil Ma juga dengan panggilan 'Xian Sheng'.

Kata 'Xian Sheng' tidak sama dengan 'Mr'. Lebih mirip kata 'Pak' dalam bahasa Indonesia. Secara harfiah 'Xian Sheng' berarti 'lahir lebih dulu'. Ada rasa menghormati dan menuakan.

Kategori :

Terkait

Kamis 06 Nov 2025 - 09:26 WIB

Hati Robot

Senin 20 Oct 2025 - 12:26 WIB

Cheng Li-wun

Kamis 04 Sep 2025 - 15:45 WIB

Demi Rakyat