Anda sudah tahu: rekor terbanyak mahasiswa Tiongkok di Amerika adalah tahun 2019/2020: hanya sebanyak 372.532 orang. Lalu menurun. Ada yang karena pandemi Covid-19. Ada pula karena ketegangan hubungan Amerika-Tiongkok. Tahun lalu jumlah mereka ''hanya'' sekitar 277.398 orang.
Maka angka 600.000 jatuhnya seperti meledek. Ledekan gaya Trump. Tapi siapa tahu kali ini betul –justru pemerintah Tiongkok yang akan mengerem angka itu. Caranya mudah: tidak diizinkan pergi. Di Tiongkok cara itu bisa dilaksanakan dengan cepat: di sana, untuk pergi ke luar negeri, harus ada izin pemerintah.
Mahasiswa Tiongkok itu terbanyak kuliah di University of Illinois at Urbana–Champaign (UIUC) --dua jam bermobil ke selatan Chicago. Jumlahnya 6.240 orang. Utamanya kuliah teknik dan bisnis.
Awal tahun ini saya ke sana –Anda sudah membacanya. Saya juga bertemu banyak mahasiswa kita di sana –termasuk yang mendalami ilmu serangga dan cuaca. (Baca di sini:Awan Capung)
University of Southern California juga jadi pilihan utama. Termasuk Columbia University. Mereka sangat menyebar. Pun di pedalaman Kansas; saya melihat banyak mahasiswa Tiongkok. Di universitas sangat kecil di kota kecil Hays: saya sering bicara dengan mereka.
Banyak tokoh dari Kubu Trump sendiri sewot melihat langkah kuda itu. Trump, di mata mereka sudah seperti "pagi tempe, sore kedelai".
Ahli tempe terbaik dari Bogor pun tidak akan bisa mengubah tempe kembali jadi kedelai –hanya dalam 12 jam. Berarti Trump adalah ahli tempe terbaik di dunia.(Dahlan Iskan)