"Tahun 2010 Kita sudah mulai berbudidaya beras organik. Namun dengan berjalannya waktu pada tahun 2016 kita telah mendapatkan sertifikat organik dari lembaga sertifikasi organik Sumatera Barat Padang," ujarnya.
Kemudian lanjut Edi, setelah itu karena sertifikat berlaku hanya 3 tahun. Maka sebelum habis 3 tahun masa aktif dari sertifikat tersebut kelompok tani beralih ke lso atau lembaga sertifikasi organik di Bogor atau Inofice Bogor.
"Dari sana sampai tahun 2013 baru expired hasil terdekat kita maka hari ini tahun 2025 akan kita perbarui kembali," imbuhnya.
Untuk pemasaran beras organik tersebut, kata Edi Subandi, masih menggunakan dari rumah ke rumah yang masih digunakan secara manual.
BACA JUGA:Perumahan Griya Praja Permai Jadi Kampung Tertib Lalu Lintas Satlantas Polres OKU Timur
BACA JUGA:Perumahan Griya Praja Permai Jadi Kampung Tertib Lalu Lintas Satlantas Polres OKU Timur
"Namun kita coba berkembang maupun pemasarannya tuh di marketplace kemudian kita coba di Bukalapak begitu cuman karena ini sifatnya itu bukan umum maka agak terlambat jadi pemasaran kita menggunakan distributor distributor di daerah-daerah," jelasnya.
Kemudian, dari segi harga beras organik jauh lebih tinggi daripada beras yang biasa. "Tentu kami sebagai penggerak beras organik itu sangat kami rasakan manfaatnya. Karena akibat perlakuan organik ini kemudian di harga itu lebih mahal dibandingkan yang konvensional," ujarnya.