GIIAS 2025 Jadi Katalisator Transformasi Industri Otomotif Nasional

Sabtu 26 Jul 2025 - 14:32 WIB
Reporter : Claudeo
Editor : Yogi

KORANOKUTIMURPOS.ID - Kementerian Perindustrian berkomitmen menjaga ekosistem industri otomotif nasional di tengah dinamika global.

Sebagai salah satu sektor andalan yang berperan besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri otomotif terus menunjukkan daya saing dan resiliensi melalui peningkatan investasi, inovasi produk, serta perluasan pasar ekspor.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasi kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) atas terselenggaranya salah satu pameran otomotif terbesar di dunia. 

“Pemerintah merasa terhormat dan bangga dengan adanya GIIAS. Tentunya pameran ini mudah-mudahan bisa menjadi titik untuk mengembalikan keinginan belanja dari masyarakat Indonesia untuk membeli kendaraan,” kata Menperin di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City Tangerang, Kamis (24/7).

Menperin mengemukakan, Indonesia mencatat penjualan kendaraan domestik tertinggi di kawasan ASEAN, yang mencerminkan besarnya potensi pertumbuhan pasar otomotif nasional dalam jangka panjang, meskipun rasio kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya mobil, di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

BACA JUGA:Punya Rumah Tanpa Ribet ala Generasi Muda dengan KPR BRI

BACA JUGA: Lebih Untung! Ajukan Kartu Kredit BRI Easy Card Lewat Website Resmi BRI Bisa Dapatkan E-Voucher Rp100 Ribu

“Berdasarkan data Vehicles in Use 2024 dari International Organization of Motor Vehicle Manufacturers (OICA), Indonesia mencatat Car Ownership Ratio (COR) sebesar 99 per 1.000 penduduk. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211),” ungkapnya.

Menperin juga mengemukakan, industri otomotif Indonesia memiliki struktur yang kokoh dan terintegrasi dari hulu ke hilir, menjadi modal strategis dalam memperkuat daya saing nasional. Secara backward linkage, sektor industri otomotif didukung sekaligus mengakselerasi pertumbuhan industri hulu seperti logam, karet, dan elektronik. Sementara secara forward linkage, produk otomotif nasional menopang kinerja sektor hilir seperti perdagangan, transportasi, logistik, finance, dan insurance. 

“Dengan koefisien backward linkage sebesar 0,975 dan forward linkage sebesar 0,835, industri otomotif Indonesia menunjukkan efek multiplikatif kuat terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.

Pada tahun 2024, industri otomotif ASEAN menghadapi tantangan besar dengan adanya penurunan volume penjualan sebesar 5,4%. Di Indonesia, penurunan tercatat 12,8%, sementara di Thailand bahkan mencapai 24,7%. Menperin menyampaikan, pemerintah dapat menerapkan benchmarking seperti salah satu contoh tepatnya dapat dilihat dari kinerja industri otomotif Tiongkok saat ini.

BACA JUGA:Kemenag Siapkan 300 Kuota Kursus Bahasa Inggris untuk Guru MI, Begini Cara Daftarnya

BACA JUGA: Kementerian Agama Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta

Berdasarkan data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), kinerja otomotif Tiongkok mengalami peningkatan pada produksi sebesar 10,9% dan penjualan domestik sebesar 9,6%, yang didorong oleh dampak subsidi tukar tambah dan pricing position yang tepat. Selain itu, kinerja ekspornya juga mengalami peningkatan sebesar 7,9%, yang berkontribusi sekitar 20% terhadap total produksi.

“Peningkatan ekspor ini disebabkan oleh pemilihan tujuan ekspor yang strategis, seperti Meksiko, Australia, dan Timur Tengah, yang dapat menghindari tarif impor yang lebih tinggi ke tujuan Amerika Serikat,” kata Agus.

Kategori :