SOSOH BUAY RAYAP – Harapan para petani karet di Kecamatan Sosoh Buay Rayap untuk kembali menikmati hasil panen yang menjanjikan harus kembali ditahan.
Setelah sempat naik hingga menyentuh menjadi Rp 13.200 dari Rp 14.200, sedangkan untuk harga mingguan juga mengalami penurunan diangka Rp 11.000/Kg dan untuk bulanan juga dikisaran diangka Rp 15.000/Kg.
Meski penurunan ini tergolong ringan, namun tetap menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani.
Salah satu petani karet setempat, Pur, mengatakan bahwa kondisi ini cukup memukul semangat para penyadap, meski sebagian besar masih berusaha bersyukur.
“Memang turun, tapi tidak terlalu drastis. Masih bisa dimaklumi, walaupun kami tetap berharap harga bisa naik lagi,” ujar Pur, Minggu, 1 Juni 2025.
Pur mengungkapkan, saat harga karet tinggi, para petani dapat menyisihkan sebagian pendapatan untuk kebutuhan masa depan, termasuk biaya sekolah anak-anak.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan OKU Selatan Imbau Warga Waspada DBD
BACA JUGA:Dukung Pengembangan Infrastruktur OKU Selatan
Namun bukan hanya harga yang menjadi hambatan, kondisi cuaca juga menambah beban para petani. Hujan yang terus mengguyur dalam beberapa pekan terakhir membuat proses penyadapan karet terhambat.
“Kalau hujan, kita tidak bisa menyadap. Jadi hasil panen pun ikut menurun,” keluhnya.
Meski demikian, para petani di Sosoh Buay Rayap mengaku tetap bersyukur. Pasalnya, kondisi saat ini jauh lebih baik dibandingkan dua tahun lalu, saat serangan virus menyerang pohon karet dan membuat produksi getah merosot tajam.
“Dulu lebih parah, getah berkurang hampir setengah. Sekarang meski harga turun, tapi hasil panen masih lebih baik,” kenangnya.
Dengan semangat bertahan dan harapan pada stabilitas harga, para petani berharap pemerintah maupun pihak terkait turut memperhatikan nasib mereka.
BACA JUGA:Pemdes Bumi Agung Jaya Gencar Gelar Penyuluhan Stunting
BACA JUGA: Harap Pemangku Adat Terus Lestarikan Bahasa Daerah OKU Selatan