Doktor Teguh

Selasa 23 Jan 2024 - 10:01 WIB
Reporter : valdo
Editor : yogie

Maka Teguh fokus ke cara menemukan balance tanpa harus membongkar total seluruh turbin. Teguh ingin menyebarkan beban itu agar tidak hanya ke bagian yang ringkih. Ia tempelkan logam-logam tambahan di beberapa titik.

Teguh berhasil. Dua hari kemudian turbin sudah bisa dijalankan lagi.

Teguh tidak tidur dua harmal. Begitulah anak muda. Fisiknya bisa tahan dengan beban seberapa berat pun.

Berhasil mengatasi Medan saya minta Teguh dimampirkan ke Jakarta. Kami akan mengucapkan terima kasih secara langsung. Tidak berhasil. Ia sudah ditunggu untuk menyelesaikan krisis listrik di tempat lain. Teguh pun kami nobatkan sebagai satu-satunya ahli turbin di PLN. Saat itu.

Belakangan karir Teguh terus menanjak. Terakhir Teguh mendapat jabatan sebagai direktur utama PT PJB Service. Saya sempat bertemu ketika sudah di jabatan itu. Yakni setelah selama 13 tahun tidak bertemu.

Bulan lalu, Teguh pensiun dari PLN. Akan ke mana?

“Istirahat dulu. Fokus menyelesaikan S-3," katanya.

Hari ini S-3 itu selesai. Teguh bergelar doktor mesin. Disertasinya bukan soal turbin. Judulnya:Penguatan Ketahanan Aus dan Korosi pada Carbon Steel Wall Tube Boiler dengan Coating Nano Meter dengan Metode High Velocity Oxyfuel (HVOF).

Itu soal boiler di PLTU jenis CFB. PLN memiliki 40 PLTU dengan boiler jenis itu. Semuanya bermasalah: EAF-nya hanya sekitar 30 sampai 40. Sangat tidak efisien.

Itulah PLTU batu bara generasi pertama di lingkungan PLN –yang dulunya hanya ahli di bidang tenaga gas dan diesel.

Problem utama boiler type CFB adalah: tabung-tabung di boiler itu cepat aus dan korosi. Jebol. Pembangkit pun harus berhenti. Tabung-tabungnya harus diganti yang baru.

Korosi itu akibat kadar sulfur di batu bara. Juga akibat kadar garam yang terikut. Yakni ketika batu bara itu diangkut dengan tongkang melalui laut. Setelah diganti yang baru, tiga bulan kemudian keropos lagi.

Teguh diangkat menjadi ketua tim kajian boiler CFB. Ia pernah berpikir melapisi tabung-tabung itu dengan keramik. Hasilnya: parah. Efisiensi boiler turun sampai 60 persen.

Keramik, Anda sudah tahu: punya sifat menahan panas. Padahal fungsi tabung-tabung itu justru untuk mengalirkan panas. Dari panas batu bara pindah ke air. Yakni air yang dialirkan di dalam tabung. Air pun berubah jadi uap. Uap itulah yang menggerakkan turbin. Turbin yang berputar dihubungkan dengan generator. Lahirlah listrik.

Kalau tabung itu dilapisi keramik panas yang dialirkan ke air sangat berkurang. "Kesimpulan saya bahan pelapisnya tetaplah harus logam," katanya. Anda pun tahu, logam punya sifat mengalirkan panas.

Teguh akhirnya cari logam yang kuat. Ketemu: nikel. Dicampur dengan banyak bahan lainnya.

Kategori :

Terkait

Sabtu 09 Nov 2024 - 11:19 WIB

Tawaduk Thinking

Minggu 29 Sep 2024 - 09:01 WIB

Nasib Kakak

Sabtu 24 Aug 2024 - 11:07 WIB

Sembahyang Rebutan

Sabtu 27 Jul 2024 - 12:32 WIB

260 Disway

Selasa 25 Jun 2024 - 09:22 WIB

Nasihat Murid