PKUB Kemenag Susun Kurikulum Berbasis Cinta

Rabu 26 Feb 2025 - 16:42 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Rendy

KORANOKUTIMURPOS.ID - Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag menyusun kurikulum berbasis cinta. Kurikulum didesain untuk memperkuat dan memperluas praktik baik kerukunan umat beragama.

Kurikulum berbasis cinta disusun dengan melibatkan perwakilan dari tokoh Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bogor. 

Hadir juga, perwakilan dari Bimas Islam, Bimas Kristen, Bimas Katolik, Bimas Buddha, Bimas Hindu, Badan Moderasi Beragama, dan Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu. Ikut terlibat juga, para pakar dari Teras Kebhinekaan dan Universitas Padjajaran.

"Ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan Menteri Agama yang menekankan pentingnya kerukunan umat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Kepala PKUB Adib Abdushomad di Bogor.

"Menag juga menekankan pentingnya internasionalisasi praktik baik kerukunan umat beragama yang telah diterapkan di Indonesia," sambungnya.

Proses finalisasi kurikulum cinta ini dibahas bersama dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari. Selain diskusi rumusan kurikulum cinta, PKUB dalam kesempatan ini meluncurkan platform sindikasi media kerukunan. Platform ini akan menjadi sarana internasionalisasi praktik baik kerukunan umat beragama di Indonesia.

BACA JUGA:Pastikan Keakuratan DTSEN, Kemensos dan BPS Lakukan Ground Check

Dibahas juga konsep ekoteologi dan implementasinya melalui aksi nyata penanaman pohon di rumah ibadah. Ini akan menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan. Hal lain yang juga didiakusikan adalah strategi peningkatan indeks kerukunan umat beragama.

Muhammad Adib Abdushomad, menegaskan bahwa pada 2025, target utama PKUB adalah meningkatkan indeks kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Hari ini kita meluncurkan platform sindikasi media kerukunan yang akan menjadi sarana informatif sekaligus upaya internasionalisasi praktik baik kerukunan umat beragama di Indonesia. Dengan adanya platform ini, negara-negara lain dapat belajar dari Indonesia dan menjadikan kita sebagai pionir dalam membangun harmoni antar umat beragama, sebagaimana arahan Bapak Menteri Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA," ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadikan Indonesia sebagai contoh bagi dunia dalam membangun kehidupan beragama yang harmonis dan inklusif.

Kategori :