Kementerian ESDM Gandeng Eramet, Tingkatkan Studi dan Eksplorasi Mineral Kritis

Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global--

KORANOKUTIMURPOS.ID - Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) tengah menjajaki kerja sama dengan PT. Eramet Indonesia Mining, untuk membahas tindak lanjut kerja sama terkait studi dan eksplorasi mineral kritis di Indonesia. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Jakarta.

Kepala PSDMBP Agung Pribadi mengatakan bahwa PSDMBP tengah berupaya untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan asing, yang difokuskan pada studi mendalam terkait potensi mineral kritis.

"Mineral kritis, seperti nikel, kobalt, dan lithium, menjadi komoditas yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan teknologi masa depan, terutama untuk baterai kendaraan listrik. Dengan adanya studi yang komprehensif, diharapkan dapat ditemukan cadangan mineral kritis baru yang lebih besar dan bernilai ekonomis tinggi," ujar Agung.

Lebih rinci, Agung mengatakan bahwa kerja sama yang akan dijalin antara PSDMBP dan Eramet mencakup beberapa aspek, di antaranya adalah studi dan penyelidikan wilayah prospek mineral kritis yang belum dikembangkan di Indonesia, karakterisasi bijih serta proses metalurgi terkait nikel, dan eksplorasi litium dari geothermal brine.

BACA JUGA:Menparekraf Lantik 150 Pejabat Fungsional dan Pejabat Administratif

BACA JUGA:Kemenag Susun Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, Perhatikan Jemaah Lansia

Kerja sama ini juga membuka peluang pertukaran pengetahuan terkait eksplorasi litium, inventarisasi mineral, serta publikasi ilmiah bersama.

Agung melanjutkan bahwa dalam Waktu dekat akan ada agenda rencana penyelidikan litium di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang akan dimulai pada 21 Oktober 2024.

Penyelidikan ini merupakan tindak lanjut dari studi lithium brine yang diinisiasi pada 2023 di wilayah Bleduk Kuwu dan sekitarnya.

"Kegiatan tersebut akan melibatkan metode geofisika dan geokimia, dengan PSDMBP dan Eramet berkontribusi dalam penggunaan peralatan dan teknik yang berbeda. Dalam hal tersebut, metode geofisika yang akan digunakan antara lain gravity, ground magnetic, dan magnetotelluric oleh PSDMBP, serta geolistrik, self-potential, dan passive seismic oleh Eramet," tuturnya.

Adapun Persiapan teknis untuk kegiatan tersebut, sebut Agung, telah dilakukan sejak Agustus 2024, dan langkah berikutnya adalah perizinan serta sosialisasi kepada pemerintah setempat pada 21 Oktober 2024 mendatang.

BACA JUGA:Menparekraf Apresiasi Provinsi Peraih Nilai IPKN Terbaik Tahun 2024

BACA JUGA:Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Selain itu, metode geokimia berupa pengambilan sampel air brine juga akan dilakukan oleh tim PSDMBP untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.

Tag
Share