Bincang Literasi Kemenpora RI Bahas Perpustakaan sebagai Ruang Percepatan Inovasi Pemuda
// Perpustakaan Pungkas Tri Baruno (PTB) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI kembali menggelar Bincang Literasi.--
JAKARTA - Perpustakaan Pungkas Tri Baruno (PTB) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI kembali menggelar Bincang Literasi.
Bertempat di Media Center Kemenpora RI, Jalan Gerbang Pemuda Nomor 3 Senayan, Bincang Literasi kali ini mengangkat tema "Perpustakaan: Ruang Percepatan Inovasi Pemuda".
Hadir sebagai narasumber yaitu Staf Khusus (Stafsus) Menpora Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga Hasintya Saraswati dan Hardika Dwi Hermawan selaku Kabag Pengelolaan dan Layanan Digital Perpustakaan dan Pusat Layanan Digital Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Stafsus Hasintya dalam pemaparannya mengatakan, terdapat perubahan kebiasaan membaca dan belajar dari generasi ke generasi.
Perubahan ini perlu mendapat perhatian, khususnya bagi perpustakaan bagaimana tetap bisa menggerakkan masyarakat salah satunya kaum pemuda untuk tetap rajin membaca.
BACA JUGA:Satoru Mochizuki Bawa 24 Pemain ke Hongkong, Lakoni Dua Laga Uji Coba
Apalagi, sambung Hasintya, tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia selama tiga tahun terakhir masih menempati peringkat 70 dari 80 negara. Padahal TGM ini berperan dalam menuju Indonesia Emas 2045.
“Sangat memprihatinkan ketika pemuda Indonesia tidak suka membaca. Sementara kegemaran membaca berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis, yang berpengaruh dalam mendapatkan pekerjaan,” urai Hasintya.
Karenanya keberadaan perpustakaan ini bernilai penting, termasuk Perpustakaan Pemuda PTB Kemenpora. Beragam inovasi dilakukan PTB dalam upaya peningkatan literasi, seperti diskusi buku setiap akhir bulan serta program “Kencan Buta”.
“Kencan buta yang dimaksud yaitu perpustakaan menyediakan buku yang dapat dipinjam secara ‘buta’ dengan membungkus beberapa buku pilihan dan menuliskan kata-kata kunci deskriptif pada bungkusnya. Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman membaca yang menarik serta mendorong pemuda untuk membaca buku berkualitas yang kurang populer,” jelas Hasintya.
Narasumber kedua Hardika Dwi Hermawan selaku Kabag Pengelolaan dan Layanan Digital Perpustakaan dan Pusat Layanan Digital UMS menerangkan bahasan masa depan perpustakaan, dalam kaitan bagaimana menarik minat generasi Z saat ini.
“Apa yang perlu kita pahami adalah bagaimana menjembatani generasi Z dengan transformasi digital perpustakaan, menciptakan ruang-ruang yang inklusif dan kolaboratif, dan praktik-praktik perpustakaan yang baik,” sebut Hardika.
Kata dia, perpustakaan saat ini bukan lagi sekadar ruang fisik dan koleksi sumber-sumber data. Melainkan, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendukung tujuan-tujuan riset, layanan komunitas, dan pendidikan yang lebih tinggi.