Rayon Sritex
Catatan dahlan Iskan--
Sebenarnya dalam proses persidangan kepailitan, pemilik lama, dan manajemennya, pasti diberi kesempatan bersuara. Khususnya mengenai niat baiknya untuk melunasi utang. Dari situ majelis hakim bisa menilai apakah niat baik tersebut masuk akal.
Dalam hal pabrik tekstil di Sukoharjo, Solo, itu tidak ada masalah. Pesanan selalu penuh. Zara dan Uniqlo selalu order ke Sritex. Tantanganya hanya barang impor dari Tiongkok, khususnya impor gelap.
Harusnya Sritex juga bisa lebih efisien. Kini Sritex punya pabrik rayon sendiri --bahan baku tekstil sitentis. Pabriknya masih baru: belum satu tahun beroperasi. Memang pabrik rayon Sritex tidak sebesar milik IndoBharat, perusahaan India di Purwakarta itu. Pabrik rayon milik Sritex dua unit --IndoBharat punya empat unit.
Sritex juga sedang merencanakan membangun gardu induk listrik yang besar: empat hektare. Dengan punya gardu induk sendiri tagihan listrik bisa lebih hemat.
Memang BNI bukan kreditor terbesar. Yang tagihannya paling manyak adalah Citicorp Investment Bank. Yakni unit bisnisnya yang di Singapura. Tagihannya: Rp 4,43 triliun.
Segala upaya untuk menghidupkan Sritex pantas dilalukan. Jangan sampai perusahaan raksasa seperti itu berakhir begitu saja.(Dahlan Iskan)