Kemensos Prakarsai Penilaian Kompetensi CACT Text2Voice bagi PNS Disabilitas Sensorik Netra
Kementerian Sosial (Kemensos) memprakarsai penilaian kompetensi berbasis Computer-Assisted Competency Test (CACT) Text2Voice untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) penyandang disabilitas sensorik netra.--
Sebagai mitra strategis, Badan Kepegawaian Negara berperan besar dalam memastikan kelancaran pelaksanaan CACT Text2Voice. Teknologi ini telah melalui proses validasi akademis dan dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas informasi, memberikan kesempatan belajar yang setara, mengurangi ketergantungan pada bantuan pihak lain, meningkatkan kemandirian dan rasa percaya diri, serta mendukung pengembangan kompetensi berkelanjutan.
Langkah ini memiliki dampak yang signifikan, tidak hanya bagi individu PNS disabilitas sensorik netra, tetapi juga bagi Kementerian Sosial. Teknologi ini membuka peluang pengembangan karir tanpa diskriminasi, meningkatkan kompetensi pegawai, serta memperkuat kinerja organisasi.
Kemensos berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi kementerian dan lembaga lainnya. “Kami ingin langkah ini menjadi standar nasional. Dengan begitu, semua ASN disabilitas netra di berbagai kementerian dan lembaga memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi,” ujar Gus Ipul.
Haryomo selaku Plt Kepala BKN juga memberikan apresiasi atas prakarsa ini. “Kolaborasi antara Kemensos dan BKN dalam pelaksanaan CACT Text2Voice adalah wujud nyata dari komitmen kita untuk mendukung inklusi dan kesetaraan di lingkungan ASN. Kami percaya, ini akan menjadi awal dari lebih banyak inovasi serupa di masa mendatang,” ujar Haryomo.
Melalui CACT Text2Voice, Kementerian Sosial menunjukkan bahwa inklusivitas tidak hanya menjadi visi, tetapi juga aksi nyata. Keduanya berharap teknologi ini dapat diterapkan di seluruh kementerian dan lembaga lainnya untuk memastikan ASN disabilitas netra memiliki kesempatan yang sama untuk #setaraberkarya dan berkontribusi maksimal bagi bangsa.
Dengan langkah ini, Kementerian Sosial memberikan bukti konkret bagaimana kolaborasi dan inovasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, memberdayakan, dan adil bagi semua.