Tipuan Magelang

Catatan dahlan Iskan--

Zaman itu perjalanan dari Anyer ke Jakarta memakan waktu tiga hari.

Itulah sebabnya Jalan Daendels tahap satu dimulai dari Anyer ke Batavia. Lalu terus ke Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Gresik sampai Panarukan dekat Situbondo. Tujuannya: kalau Inggris ingin merebut Jawa Prancis bisa dengan cepat mempertahankan Jawa.

Daendels juga merombak struktur pemerintahan. Semula Jawa hanya dibagi dua provinsi. Yang di bagian timur beribu kota di Semarang. Lalu dipecah-pecah. Menjadi banyak karesidenan dan kabupaten.

Bupati pun mulai digaji. Agar jangan korupsi. Waktu itu korupsi merajalela. Daendels marah besar. Yang korupsi yang nilainya melebihi satu bulan gaji dihukum berat.

Perubahan struktur inilah yang mempengaruhi kesultanan di mana-mana. Termasuk di Yogyakarta. Revolusi Prancis ternyata telah membawa pengaruh juga sampai di Jawa meski pelaksanaannya lewat kerajaan Belanda --yang sudah tunduk ke kekuasaan Prancis.

Tentu saya juga melihat tembok belakang Museum Diponegoro yang dijebol itu. Itulah lubang tempat Diponegoro meloloskan diri malam-malam ketika Belanda mengepung rumahnya. Lubang itu sangat besar agar  kudanya juga bisa melewatinya. Pun para pengikutnya. Dari sini Diponegoro, 40 tahun, lolos dari kepungan. Ia bersembunyi di Gua Selarong.

Keesokan harinya rumah Diponegoro dibakar.

Dimulailah Perang Jawa. Selama lima tahun. 1825-1830. Belanda hampir bangkrut akibat perang itu. 200.000 orang tewas --sama kira-kira dengan 20 juta saat ini.

Buku Peter Carey telah menjawab pertanyaan banyak orang: mengapa Diponegoro sampai tertipu ketika diundang residen Belanda di Magelang. Yang katanya untuk berunding ternyata ditangkap itu.(Dahlan Iskan)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan