Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
Kementerian Perindustrian konsisten melakukan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) bagi pengembangan industri kecil dan menengah (IKM).--
JAKARTA - Kementerian Perindustrian konsisten melakukan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) bagi pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). Langkah strategis yang dilaksanakan misalnya melaksanakan kegiatan link and match temu bisnis IKM komponen otomotif dengan industri besar.
“Tahun ini, industri otomotif tengah menghadapi tantangan yang cukup berat. Situasi ini perlu disikapi dengan serius oleh kita semua, karena biasanya di setiap tantangan itu ada kesempatan atau peluang,” kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada “Temu Bisnis IKM Komponen Otomotif dengan Industri Besar” di Jakarta, Selasa 10 Desember 2024.
Wamenperin juga mengemukakan perlunya insentif bagi pelaku industri besar yang terlibat dalam program link and match dengan sektor IKM. “Upaya ini penting, karena dari komitmen dan konsistensi ini semua lini bisnis bisa jadi satu atau terintegrasi dalam membangun rantai pasok industri di dalam negeri,” tuturnya.
Menperin berharap, program link and match serupa bisa dilaksanakan di berbagai sektor industri lainnya. Program ini diyakini akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui akselerasi kemitraan dan rantai pasok sekaligus mendukung pelaku IKM untuk dapat terus meningkatkan daya saingnya.
“Melalui komitmen kemitraan ini juga turut mendukung kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan substitusi impor yang bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri agar bisa menjadi market leader di tanah air,” paparnya.
BACA JUGA:Presiden Apresiasi Mekanisme Pengendalian Inflasi di Tanah Air
Program link and match antara IKM komponen otomotif dengan industri besar merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU oleh Kemenperin dan Kadin Indonesia yang dilakukan pada tahun 2022 lalu, dan telah rutin dilakukan penjalinan kerja sama sampai tahun 2024. Sepanjang tahun 2022-2024, telah terjaring sebanyak 122 IKM yang telah bermitra dengan 55 Tier-1 APM.
“Hal ini juga mendorong produk IKM memiliki pasar yang berkelanjutan dan pelaku IKM juga terpacu untuk dapat naik kelas yang diharapkan mampu menimbulkan efek multiplier pada pertumbuhan industri otomotif dalam negeri,” ungkap Faisol.
Wamenperin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para mitra Kemenperin, antara lain Kadin Indonesia, PT Astra International Tbk, PT Astra Honda Motor, PT Astra Otoparts Tbk, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal.
“Ini merupakan wujud nyata dari semangat yang luar biasa untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam mendorong peran IKM untuk dapat masuk rantai pasok industri otomotif nasional,” imbuhnya.
Wamenperin juga mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam terlaksananya penandatanganan 60 MoU antara 57 IKM komponen otomotif dan 28 industri besar.
“Harapan saya agar hasil dari MoU ini dapat terealisasi dengan baik dan terus dimonitor keberlanjutannya. Semoga ini menjadi sinyal baik atas kebangkitan industri otomotif nasional serta menghasilkan sinergi yang baik antar kedua belah pihak,” ujar Faisol.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyampaikan, kegiatan temu bisnis atau link and match pertama kali dilaksanakan tahun 2017, dan merupakan agenda rutin tahunan Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin.
“Pada tanggal 19 November 2024 lalu, telah dilaksanakan penandatanganan 54 MoU antara YDBA, Tier 1 APM dan IKM, dilanjutkan pada hari ini pelaksanaan penandatanganan simbolis enam MoU dari total sebanyak 28 Tier-1 APM dan 57 IKM,” ungkap Reni.