Gajah RK
Catatan dahlan Iskan--
Saat itu mobil dan alat berat belum bisa masuk. Sulit. Alat berat tidak punya kaki sefleksibel gajah.
Gajahlah yang menarik kayu-kayu besar yang tumbang. Merekalah yang menyingkirkan mobil-mobil rusak yang teronggok.
Gajah-gajah itu didatangkan dari sekitar Banda Aceh. Jumlahnya tujuh ekor. Saya belum berhasil mendapat data apakah para gajah yang berjasa itu masih ada. Atau sudah banyak yang meninggal dunia.
Saya begitu ingin tahu di mana tiga gajah yang dinilai bekerja paling keras tahun itu: si Medok, si Lia, dan si Amoy.
Menurut penjelasan di ruang itu, gajah bisa berenang selama 6 jam, sejauh 50 km. Badannya yang besar membuat daya apungnya lebih besar. Gajah, hebatnya, bisa menerima 25 jenis perintah pun dari jarak 10 km.
BACA JUGA:Agama GPT
BACA JUGA:Berani Mati
Di dalam museum saya bertemu turis dari Jerman, Malaysia, dan Jakarta. Semua terkesan dengan desain karya Ridwan Kamil.
Turis yang Malaysia itu sebanyak satu bus. Dari Kelantan. Mereka tertarik ke Aceh karena merasa keturunan orang Aceh. Memang sangat banyak keturunan Aceh di sana. Yang terbanyak bukan di Kelantan, tapi di Kedah.
Mengapa setelah 20 tahun tsunami Banda Aceh mengalami kemajuan yang begitu pesat? Jawabnya bisa macam-macam. Misalnya, rehabilitasi Aceh berjalan cepat. Aliran dana untuk rehabilitasi sangat besar –dari berbagai sumber, dalam dan luar negeri.
Penyebab lain: ''berkat'' tsunami konflik Aceh berakhir. Pemerintah berdamai dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Konflik puluhan tahun pun berakhir.
Setelah 20 tahun tsunami, kesan saya: Aceh kian terbuka.(Dahlan Iskan)