Machmud Algae

Foto: koranokutimurpos.id - Dahlan Iskan--

Sebelum ikut MLM, Machmud juga sudah berbisnis. Untuk biaya kuliah. Ia jualan es krim. Di kampus Undip. Ayahnya membelikan mesin sederhana pembuat es krim.

Sang ayah juga pelaku MLM. Nama sang ayah: Narno Raharjo.

"Saya kerja MLM karena terpaksa," katanya.

BACA JUGA:Sosiologi Ekonomi

Dikatakan ''terpaksa'' karena sang ayah harus menyelesaikan kewajiban besar: mengembalikan uang ratusan nasabah. Sebanyak Rp 12 miliar.

Narno, pengurus Muhammadiyah Sukoharjo, memang sempat dipercaya banyak orang untuk menangani dana investasi online: sarang burung.

Setelah Narno menyetorkan uang itu, ternyata investasi tersebut bodong. Ia digeruduk investor. Ia janji akan mengembalikan semua dana yang diserahkan padanya.

"Akhirnya saya bisa menyelesaikan semuanya. Saya cicil. Selama 12 tahun lunas," ujar sang ayah.

Selama 12 tahun itu ia bekerja keras di MLM. Termasuk mengajak Machmud, anak sulungnya yang sedang kuliah.

Semua hasil usaha MLM itu untuk mengembalikan uang nasabah. Sedang untuk kehidupan rumah tangga didapat dari usaha istrinya: toko kelontong.

Machmud terus memperbesar usaha algae-nya. Kini ia sudah punya dua lokasi baru lagi. Dua-duanya di Klaten. Masing-masing 5000m2. Lokasi tersebut diincar karena airnya bagus. Ada sumber air tawar yang cocok untuk kolam algaenya.

Algae Machmud ini mengandung protein yang amat tinggi. Hampir tiga kali protein ikan. Lebih 800 kalinya wortel. Lima kalinya telur ayam. Vitamin E-nya 48 kali stroberi.

BACA JUGA:Nostra Aetate

Ketika Machmud ke rumah menantunya Pak Iskan yang di Pacet, Mojokerto, kemarin siang, saya ucapkan selamat puluhan kali. Machmud telah jadi pengusaha besar –untuk ukuran Sukoharjo.

Di umur 34 tahun saya masih belum sekelas Machmud. Masih banting tulang tunggang langgang. Machmud memulai usaha di kategori blue ocean. Dari kecil. Setelah 12 tahun baru terlihat hasilnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan