Disambut Antusias, Sandiaga Jadi Menteri Pariwisata Pertama yang Hadiri Festival Budaya Lembah Baliem

// Kehadiran Menparekraf Sandiaga disambut antusias masyarakat juga wisatawan yang telah memadati tiga hari penyelenggaraan Festival Budaya Lembah Baliem 2024 pada 7 hingga 9 Agustus 2024.--

KORANOKUTIMURPOS.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menutup rangkaian "Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) 2024 yang berlangsung di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.

Kehadiran Menparekraf Sandiaga disambut antusias masyarakat juga wisatawan yang telah memadati tiga hari penyelenggaraan Festival Budaya Lembah Baliem 2024 pada 7 hingga 9 Agustus 2024. 

Menparekraf Sandiaga sekaligus menjadi menteri pariwisata pertama yang menghadiri langsung Festival Budaya Lembah Baliem dalam 32 tahun penyelenggaraan festival tersebut.

"Atas nama Presiden, saya sangat antusias menyapa langsung masyarakat dan melihat budaya yang ada. Maka dengan penuh rasa syukur, saya nyatakan Festival Budaya Lembah Baliem ke-32 secara resmi ditutup," kata Menparekraf Sandiaga saat menutup penyelenggaraan "Festival Budaya Lembah Baliem", di Wosi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.

Festival Budaya Lembah Baliem adalah festival yang menyuguhkan ragam adat dan budaya masyarakat dari lima suku besar di Lembah Baliem yakni Hubula (dikenal dengan nama suku Dani), suku Lanny, suku Yali, suku Hubla, dan suku Ngalik “suku Nduga“.

BACA JUGA:Kemenag Raih Penghargaan di Ajang 5th Indonesia PR Summit 2024

Festival yang dilaksanakan sejak tahun 1989 ini bertujuan melestarikan ragam adat dan budaya yang ada di wilayah tersebut.

Salah satu yang paling menarik adalah atraksi perang suku di mana masyarakat dari 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya menyajikan atraksi perang dengan narasi, koreografi, juga tampilannya masing-masing.

Dahulu, perang suku di masyarakat memang kerap terjadi yang dipicu sejumlah masalah. Seperti sengketa tanah batas wilayah, persoalan perselingkuhan, dan permasalahan hewan piaraan babi yang dalam bahasa lokal disebut wam.

Namun dengan pendekatan pemerintah setempat, perang sudah tidak lagi terjadi dan Festival Budaya Lembah Baliem inilah yang menjadi wadah bagi masyarakat untuk menampilkan atraksi perang mereka masing-masing. Selain juga wadah untuk memperkenalkan budaya asli bagi generasi muda.

Selain atraksi perang, Festival Budaya Lembah Baliem juga diisi dengan suguhan budaya seperti tari-tarian, kerajinan tangan seperti noken, ukiran kayu, koteka, tombak, sali (rok rumbai kayu), dan lainnya.

Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Tidak hanya wisatawan nusantara, tapi juga wisatawan mancanegara.

BACA JUGA:Sandiaga Uno: 53 Persen Wisatawan Cari Kuliner Unik Lokal

Berdasarkan data sementara, hari Festival Budaya Lembah Baliem 2024 telah dipadati lebih dari 15 ribu pengunjung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan