Diskanak OKU Timur Bagikan Multivitamin dan Desinfektan, Cegah Penyakit Septicaemia Epizootia

//Untung Sutoyo--

MARTAPURA,KORANOKUTIMURPOS.ID - Dinas Perikanan dan Perternakan (Diskanak) Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan terus melakukan upaya pencegahan penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootia (SE) pada kerbau.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten OKU Timur Yuniharyanto, SST, MM, melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Untung Sutoyo, SST mengatakan, upaya pencegahan dilakukan secara cepat mengingat di Kabupaten OKU Timur juga terdapat populasi kerbau.

"Ya kemarin sudah ada pembagian Multivitamin dan Desinfektan ke Kepala UPTD untuk khusus ternak kerbau yang ada di masing-masing kecamatan," katanya.

Lanjut kata dia, setiap penyuluh penyuluh perternakan diingatkan apabila terdapat kerbau yang memiliki ciri-ciri diduga terkena penyakit kerbau ngorok agar segera melaporkan ke dinas.

"Ya sudah kami disampaikan saat waktu rapat dan grup petugas IB. Jadi apabila penyuluh perternakan mendapatkan kerbau yang terkena penyakit ngorok dapat segera lapor ke dinas," ucapnya. 

BACA JUGA:May Day, Pemda OKU Timur Bersama SPSI Duduk Bersama di Joglo Puri Sebiduk Sehaluan

Ia juga menyampaikan, polusi kerbau di Kabupaten OKU Timur tersebar di sejumlah daerah namun jumlahnya tidak begitu banyak. 

"Untuk populasi Kerbau sampai akhir tahub 2023 sebanyak 596 ekor. Sedangkan untuk penyebarannya hampir tersebar diseluruh kecamatan. Kecuali Kecamatan Jayapura, Kecamatan BP Peliung, Kecamatan Madang Suku ll dan Kabupaten BP Bangsa Raja," bebernya. 

Selain itu juga, sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat, berarti belum ada kasus.

"Walaupun belum ada tapi pihaknya tetap waspada. Serta terus melakukan upaya-upaya pencegahan," ujarnya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau sering disebut penyakit ngorok merupakan penyakit hewan menular.

Dimana penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida tipe tertentu yang terutama menyerang kerbau, sapi, babi. Terkadang juga dapat menyerang domba, kambing dan kuda. 

"Gejala klinis penyakit ngorok atau SE adalah demam tinggi, tidak mau makan, pembengkakan di submandibular bawah dada. Serta kaki atau pangkal ekor, keluarnya cairan berlebihan dari hidung (timbul suara Ngorok ), dan diare," jelasnya.

BACA JUGA:Dinas Ketpang dan Perternakan Sumsel Bersama TP PKK OKU Timur Gelar B2SA

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan