Airbag Pelita

Foto : FB - Dahlan Iskan--

 

Tentu tesnya di komputer. Tapi itu sudah cukup –terutama bagi yang percaya ilmu sebagai anugerah Tuhan.

 

Belakangan memang terjadi beberapa musibah beruntun di udara. Januari lalu pintu pesawat lepas begitu saja. Jatuh ke bumi. Posisi pesawat lagi terbang tinggi di atas kota Portland, California.

 

Berita baiknya: tidak ada penumpang yang terlempar keluar. Padahal udara luar pasti menyedot dalamnya pesawat dengan sedotan sangat kuat.

 

Hebat. Berarti semua penumpang begitu disiplin: mengenakan sabuk pengaman. Hanya dengan itu penumpang tidak terlempar: sabuk pengaman.

 

Minggu ini ada kejadian lain: pesawat 787 mendadak ''jatuh'' dari puncak ketinggiannya. Pesawat dari Sidney ke Selandia Baru. Tersentak ke bawah. Begitu banyak yang terluka: 50 orang –12 di antaranya harus masuk rumah sakit. Mereka terlempar dari kursi. Membentur kursi lain. Membentur langit-langit pesawat.

 

Penyebabnya satu: mereka tidak mau tetap pakai sabuk pengaman.

 

Sudah lama saya disiplin pakai sabuk pengaman. Yakni sejak ada kejadian pesawat di Jepang yang mendadak ''jatuh'' dari puncak ketinggiannya. Juga Boeing 787. ''Jatuh''-nya sangat dalam: 5.000 kaki. 

 

Tag
Share