Tetap Perawan
----
Menjelang senja itu, 19 Desember lalu, saya jalan-jalan di pantainya: pantai Lalong. Pantai yang berbentuk teluk. Teluknya hampir melingkar menyerupai huruf O yang belum selesai ditulis. Salah satu sungai itu bermuara di Lalong. Saya jenguk muaranya: jernih sekali. Sampah pun tidak terlihat.
Ada masjid besar di pantai itu. Saya magriban di situ. Halamannya luas. Menghadap pantai. Sayangnya halaman itu dipasangi keramik. Putih. Mengilap. Silau di siang hari. Licin di kala hujan. Keramik ini sangat tidak cocok dengan lingkungan pantai yang indah. Bahkan tidak cocok dengan keindahan masjidnya.
Dari pantai Luwuk saya memandang senja ke gunung di sekelilingnya. Hijau. Utuh. Tidak terganggu nikel. Tidak terganggu sawit. Tetap perawan. Entah sampai kapan.(Dahlan Iskan)