Jembatan Putranto

----

Yang di Malang itu misalnya, sepenuhnya sumbangan pengurus pusat Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Karena itu Putranto dan Tedi didampingi Wilianto Tanta dan Teguh Kinarto dari PSMTI pusat. Wili adalah ketua umumnya. Teguh adalah ketua dewan penasihat.

Masih ada satu jembatan lagi di Malang yang sepenuhnya pakai dana Teguh Kinarto --yang memang asli Malang.

VRI sendiri punya anggota 30.000 orang. Mereka sekaligus menjadi relawan. Relawan itulah yang sepenuhnya mengerjakan jembatan itu --dibantu rakyat setempat.

Saya begitu ingin memberikan gelar insinyur kepada Tedi yang S1-nya Sospol Unpad.

Putranto, yang kini mendapat tugas sebagai Komisaris Utama PT Pegadaian, bertekad untuk mengawal target 1.000 jembatan gantung.

Putranto rajin menghubungi Kodim-Kodim, minta bantuan, agar kalau ada desa yang perlu jembatan gantung segera diinfokan kepadanya. Yang di Malang ini adalah berkat informasi dari Kodim Malang.

PSMTI sendiri tadi malam punya gawe: Rakernas. Di Batu. Hampir 1.000 pengusaha Tionghoa kumpul di Batu. Selama tiga hari. Karena itu sebagian bisa ikut di acara peresmian jembatan.

Tidak hanya jembatan gantung. Putranto, kelahiran Jember, ternyata juga ketua pembina ikatan pemulung Indonesia.

Putranto tampak masih gesit. Apalagi kemarin itu ia mengenakan seragam VRI --seperti siap terjun ke wilayah bencana. Saya tidak menyangka itu Jenderal Putranto.

Ia juga sangat supel. Ia menyapa seluruh penduduk desa dekat jembatan itu. Terlihat akrab dengan rakyat. Tidak heran kalau Putranto bisa memenangkan Capres Prabowo di Jawa Tengah yang mestinya sangat sulit. Menundukkan kandang banteng itulah jasanya pada Prabowo ketika Putranto menjadi ketua tim pemenagan Prabowo di Jateng.

Putranto tidak sampai setahun di Istana. Jabatan KSP harus ia lepaskan. Tapi seorang pengabdi tidak akan pernah kehilangan lapangan pengabdian. (Dahlan Iskan)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan