Putus Rantai

Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan capaian pembangunan 166 Sekolah Rakyat dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 20 Oktober.--Istana Negara--

Yang Presiden juga bangga adalah diadakannya IFP --Interactive Flat Panel. Sudah terlaksana. Satu sekolah satu IFP. Ukuran 75 inc. Mirip TV digital paling besar. Lebih hebat. Bisa menampung jutaan file. Semua silabus pendidikan bisa disimpan di situ. Bisa ditulisi, bisa dihapus. Bisa merekam. Berkamera. Bisa untuk pembelajaran jarak jauh.

Ini jelas berbeda dengan Chromebook yang pernah dibagi ke semua sekolah --dan membuat mantan Mendikbud Nadim Makarim jadi tersangka sekarang ini.

Jumlah IFP akan terus ditambah. Tahun depan menjadi dua di tiap sekolah. Lalu enam buah. Tiap kelas memilikinya.

Di sekolah-sekolah swasta yang mahal IFP sudah biasa digunakan. Di negara maju sudah lama. Presiden akan mengejar ketinggalan itu. Lima tahun lagi kita akan lihat, mana yang lebih bermanfaat: IFP atau Chromebook.

Beda dengan di swasta, ide IFP di sekolah negeri ini akan lebih terintegrasi. Misalkan di setiap sekolah terdapat siswa yang tidak puas dengan jawaban guru. Maka semua pertanyaan yang sulit akan dikumpulkan. Tiap satu minggu semua yang dianggap sulit itu dijelaskan lewat IFP. Yang menjelaskan adalah guru yang paling hebat di seluruh Indonesia.

Guru-guru terhebat itu akan mengajar lewat studio yang terpusat. Karena itu akan dibangun studio seperti itu.

Betul. Tidak semua sekolah punya guru yang mumpuni. Dengan IFP siswa di mana pun akan punya kesempatan "diajar" oleh guru terbaik --lewat IFP.

Memang hasil nyata lewat pendidikan itu tidak bisa dilihat seketika. Padahal masa jabatan presiden tinggal empat tahun. Tapi Prabowo juga punya program quick win. Itulah sebabnya Prabowo sampai minta maaf kalau beberapa menteri masih ibarat "pemain cadangan" di tim sepakbola. Yang dimainkan sekarang adalah yang harus bisa mencetak kemenangan segera.

Prabowo sendiri mengibaratkan dirinya seorang manajer utama tim sepakbola. Ia harus tahu pemain mana yang harus dipasang lebih dulu.

Tentu ia tidak mau seperti manajer Tim Indonesia atau Tim Persebaya --belakangan kalah melulu.(Dahlan Iskan)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan