Benih Sapujagat

Bersama kawan mendatangi pusat riset benih padi Longping. Insert mendiang Prof Yuan Longping.----
Berkat penemuannya itu Tiongkok terhindar dari ancaman kekurangan pangan. Tanpa itu Tiongkok bisa dilanda kelaparan.
Maka Longping pun dinominasikan sebagai calon penerima hadiah Nobel. Tiap tahun usulan diajukan. Tidak pernah terpilih. Pun sampai Longping meninggal dunia tahun 2021 di usia 81 tahun.
Tiongkok menetapkan Longping menjadi ilmuwan luar biasa. Sampai hari ini baru ada sembilan ilmuwan Tiongkok yang mendapat penghargaan tertinggi negara seperti itu.
Lokasi riset benih padi sendiri sekitar 70 km di luar kota Changsha. Ke arah barat. Dalam perjalanan saya buka peta di HP: ingin tahu arahnya. Ternyata lokasi riset ini tidak jauh dari kota kecil bernama Yiyang.
"Yiyang di sebelah sana," ujar salah satu ilmuwan yang menyertai saya di mobil. "Kenapa Anda tanya di mana Yiyang?" tanyanya.
Saya balik bertanya: "Anda sudah nonton film Wo Bu Shi Yao Sheng?"
"Sudah. Semua orang pernah nonton film itu," katanya. "Apa hubungannya dengan Yiyang?" tanyanya.
"Bukankah yang sakit leukemia sampai menyelundupkan obat murah dari India itu orang Yiyang?" jawab saya (baca Disway 8 September 2025: Hasil Demo).
Obrolan soal film itu membuat perjalanan ke pusat riset tidak terasa jauh. Revolusi harga obat murah di Tiongkok dimulai dari Yiyang –setelah rakyat berdemo akibat mahalnya harga obat.
Kami pun tiba di tujuan. Sawah yang dijadikan pusat riset ini di dataran rendah. Sawahnya rata. Luasnya 100 hektare. Hamparan padinya lagi menguning –hampir siap panen. Berbagai jenis benih dicoba di situ: ratusan jenis. Diteliti. Seberapa banyak hasilnya. Berapa hari jarak tanam sampai bisa panen. Seberapa kuat batangnya terhadap tiupan angin. Terhadap hama wereng. Terhadap perubahan cuaca. Terhadap jumlah air. Terhadap apa saja.
Tengah hari di sawah teriknya luar biasa. Suhu musim panas Hunan belum beranjak turun –meski di Beijing sudah mulai sejuk. Matahari Hunan masih terasa rendah: suhu udara di sawah itu 38 derajat. Saya pun diberi caping tani a-la Hunan. Caping yang terbuat dari batang padi –saya bawa pulang untuk kenangan: akan saya pajang di sebelah caping petani Mojokerto.
Pusat riset ini milik perusahaan. Milik PT Long Ping –diambil dari nama Yuan Longping. Yakni perusahaan yang berbisnis di bidang perbenihan. Prof Longping sebagai penemu benih unggulnya, mendapat saham lima persen di perusahaan itu.
Setelah Long Ping go public, nilai saham lima persen itu sudah triliunan rupiah.
Dari sawah kami kembali ke Changsha –ke kantor pusat perusahaan itu. Gedung Long Ping punya lobi besar. Di salah satu dindingnya foto Longping dipajang setinggi dan selebar dinding. Hitam putih. Di dinding lain dipajang layar digital yang besar sekali: Longping bersama Presiden Xi Jinping. Yakni saat Longping mendapat medali ''ilmuwan tertinggi Tiongkok''.
Lobi itu dipenuhi display perjalanan Long Ping sampai menjadi seperti sekarang. Banyak rombongan dari luar negeri studi banding ke Long Ping. Saat saya di lobi, serombongan dari Uganda tiba. Sekitar 20 orang.