Gelar Batik City Run, Kemenperin Aktif Kenalkan Industri Wastra Ramah Lingkungan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan industri batik nasional agar semakin berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu menembus pasar global.--

KORANOKUTIMURPOS.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan industri batik nasional agar semakin berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu menembus pasar global. Apalagi, batik bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sektor industri strategis yang mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan ekspor, serta memperkuat identitas bangsa. 

“Industri batik telah tumbuh luas di berbagai daerah dan menjadi sumber penghidupan masyarakat, khususnya industri kecil dan menengah (IKM). Oleh karena itu, Kemenperin bertekad mendukung inovasi, peningkatan kualitas, hingga penerapan teknologi ramah lingkungan di sektor industri batik, sehingga batik Indonesia mampu terus lestari dan relevan dengan perkembangan zaman,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (14/9).

Hal senada disampaikan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi, bahwa arah kebijakan Kemenperin dalam pengembangan industri batik berfokus pada aspek ramah lingkungan dan keberlanjutan. “Melalui berbagai program standardisasi dan sertifikasi, kami mendorong industri batik untuk beralih pada penggunaan bahan baku alami serta proses produksi yang minim dampak lingkungan,” ungkapnya. 

BACA JUGA:Mutasi Jabatan, Kasat Reskrim OKU Berganti

BACA JUGA:Resmikan Masjid Raya Al Bakrie, Menag: Masjid, Rumah Besar Kemanusiaan

Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi dan promosi yang menjelaskan industri batik di tanah air sudah ada yang menerapkan konsep ramah lingkungan dengan malam sawit, yang menjadi salah satu bentuk nyata transformasi menuju industri batik yang berkelanjutan. “Langkah ini sekaligus menjawab tuntutan pasar global yang semakin memperhatikan aspek lingkungan dalam produk industri kreatif,” imbuh Andi.

Sebagai bagian dari upaya mendekatkan batik dengan masyarakat luas, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) akan menggelar Batik City Run 2025 pada 12 Oktober 2025 di Yogyakarta, bertepatan dengan perayaan Hari Batik Nasional. 

Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menyampaikan, kegiatan Batik City Run 2025 bukan sekadar ajang olahraga, melainkan kampanye budaya. “Batik City Run adalah cara kami untuk menyatukan gaya hidup sehat dengan kecintaan terhadap batik. Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, melihat batik bukan hanya busana formal, tetapi identitas sehari-hari yang keren, modern, dan membanggakan,” tuturnya.

Batik City Run 2025 akan menghadirkan dua kategori lari, yaitu 5K dan 3K, dengan target 2.000 peserta yang terdiri dari pelari profesional, komunitas lari, masyarakat umum, hingga pelaku industri batik. Rute ikonik Benteng Vredeburg – Malioboro dipilih sebagai lokasi start dan finish, menghadirkan pengalaman berlari yang menyatu dengan suasana khas Kota Yogyakarta.

BACA JUGA:Ratusan Tokoh Diusulkan Raih Pesantren Award 2025

BACA JUGA:Reformasi Kebijakan TKDN, Lebih Murah, Mudah, Cepat, dan Transparan

Tak sekadar olahraga, peserta juga akan menikmati beragam atraksi budaya dan hiburan, mulai dari parade pacer berkostum karnaval batik, demo dan edukasi membatik ramah lingkungan dengan malam batik sawit, pameran UMKM, hingga panggung hiburan zumba dan musik. 

Lebih dari sekadar event lari, Batik City Run 2025 juga dirancang sebagai pengalaman berlari yang berbeda. Setiap peserta akan memperoleh jersey dan scarf batik eksklusif, race number, medali finisher, tote bag, refreshment, hingga asuransi. Beragam doorprize menarik pun telah disiapkan untuk memeriahkan suasana. 

“Dengan kombinasi olahraga, budaya, edukasi, dan hiburan, Batik City Run 2025 menjadi acara inklusif yang dapat dinikmati semua kalangan,” tegas Jonni. Lebih jauh, event ini diharapkan pula mampu menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan batik sebagai warisan budaya takbenda yang diakui UNESCO, sekaligus mempertegas pengukuhan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia oleh World Craft Council (WCC).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan