Dukung Ketahanan Pangan, KWT Kembangkan Usaha Bibit Cabai

PENYEMAIAN BIBIT CABAI -- Anggota KWT Mekar Arum Desa Karang Manik, Kecamatan Belitang II, tengah menyemai bibit cabai di rumah pembibitan berukuran 5 x 14 meter.--
Selanjutnya, anggota KWT menggunakan media semai yang dibuat dari campuran tanah gembur (2 bagian), kompos atau pupuk kandang matang (1 bagian), dan arang sekam (1 bagian).
"Media ini diayak halus agar akar mudah berkembang, lalu dimasukkan ke dalam tray semai, polybag kecil, atau bedengan semai," ucapnya.
Kemudian untuk proses penyemaian dilakukan di lubang tanam dibuat sedalam 0,5 cm, lalu diisi 1–2 biji cabai. Benih ditutup tipis dengan tanah atau arang sekam halus, kemudian disiram menggunakan sprayer halus agar tidak merusak biji.
Untuk erawatan bibit diletakkan di tempat teduh, tidak terkena hujan langsung, namun tetap mendapat sinar matahari pagi.
"Penyiraman dilakukan sekali sehari atau menyesuaikan kelembapan media, dengan menjaga agar tidak tergenang air. Jika perlu, digunakan naungan plastik bening untuk melindungi dari hujan lebat," katanya.
Setelah berumur 10–14 hari, bibit dapat diberi pupuk organik cair atau pupuk NPK dengan dosis sangat encer. Setelah berusia 25–30 hari, bibit cabai dengan 4–5 helai daun sejati siap dijual.
BACA JUGA: Satresnarkoba Ungkap Kafe Terselubung Ditengah Hutan, Temukan Puluhan Extasi
BACA JUGA:Wujudkan Legalitas Beras Organik OKU Timur, Inofice Bogor Lakukan Sertifikasi
"Selain itu, anggota KWT juga menerapkan sejumlah tips penting seperti tidak menyemai terlalu rapat agar bibit tidak kurus dan tinggi (etiolasi). Dimana kami menggunakan polybag semai agar mudah dipindahkan tanpa merusak akar. Serta melakukan pengerasan bibit dengan menempatkannya di bawah sinar matahari penuh 3–5 hari sebelum ditanam," ungkapnya.
Selain rumah pembibitan, KWT Mekar Arum juga mengelola lahan cabai seluas 50 x 25 meter dengan populasi sekitar 1.300 batang. Perawatan dilakukan secara bergantian oleh anggota, mulai dari penyiraman pagi dan sore hingga kerja bakti rutin setiap dua pekan sekali.
“Setiap anggota punya tanggung jawab yang sama. Jadi semangat gotong royong tetap terjaga,” tambah Tatik.
Harapan untuk Dukungan Pemerintah
Selama ini, KWT Mekar Arum telah mendapat bantuan pemerintah berupa peralatan pertanian, mulsa, tangki semprot, hingga bibit dan pupuk. Namun, para anggota berharap dukungan tersebut bisa lebih ditingkatkan.
Mereka meminta adanya pelatihan dan pendampingan, penyediaan bibit dan pupuk berkualitas, pemasaran hasil pertanian, penguatan kelembagaan kelompok, serta pemanfaatan teknologi pertanian agar usaha pembibitan yang dijalankan semakin berdaya saing.
BACA JUGA:Juang Polri 2025, Kapolres OKU Timur beri Penghargaan Personel Berprestasi