Dai Muda Dapat Kesempatan Magang di Pesantren

Pembibitan dai muda tidak hanya dilakukan dalam ruang-riang pertemuan.--
KORANOKUTIMURPOS.ID - Pembibitan dai muda tidak hanya dilakukan dalam ruang-riang pertemuan. Direktorat Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) juga memberi kesempatan mereka untuk magang di pesantren.
Ada enam pesantren yang terpilih sebagai Lokasi magang dan semua ada di Jawa Barat. Proses magang berlangsung selama lima hari, 9–13 Agustus 2025.
Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, mengatakan, program ini dirancang untuk membekali dai muda dengan pengalaman langsung di lapangan. “Mereka akan belajar tidak hanya teori, tetapi praktik dakwah dan pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren,” ujarnya di Jakarta, Senin (11/8/2025).
Zayadi menjelaskan, enam pesantren yang menjadi lokasi magang dipilih dengan kriteria khusus. Selain memiliki sistem taklim yang mapan, pesantren tersebut juga telah mengembangkan usaha produktif yang dikelola secara profesional.
BACA JUGA:Jelaskan Program Lintas Agama di Masjid Istiqlal
BACA JUGA:Dorong Kesadaran Kolektif Wujudkan Ekosistem Batik Berkelanjutan
“Kami ingin para dai muda bisa melihat model pemberdayaan ekonomi yang nyata, sehingga nanti mereka dapat menirunya di daerah masing-masing,” tegasnya.
Menurutnya, regenerasi dai di era digital tidak cukup hanya menguasai materi dakwah. Kemampuan mengelola ekonomi umat menjadi faktor penting untuk kemandirian dan keberlanjutan misi dakwah. “Dakwah harus mampu menyejahterakan, tidak hanya mencerahkan,” tambah Zayadi.
Selama lima hari, para peserta akan terjun langsung dalam kegiatan pesantren, mulai dari mengisi kajian, berdialog dengan santri, hingga belajar mengelola unit usaha seperti percetakan, koperasi, toko bahan pokok, dan pertanian. “Pengalaman ini akan menjadi bekal mereka sebagai agen perubahan di masyarakat,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa pembekalan ini merupakan investasi jangka panjang menuju kemandirian dai. “Kita ingin lahir generasi dai yang tidak bergantung pada pihak luar untuk membiayai dakwahnya,” kata Zayadi.
Program magang ini juga menjadi ajang jejaring antara para dai muda dengan pengasuh pesantren. “Harapannya, kolaborasi ini terus berlanjut pasca-magang,” pungkasnya.
BACA JUGA:Sekda OKU Selatan Buka Turnamen Tenis Meja Antar-OPD
BACA JUGA:153 Mahasiswa Lolos Seleksi Penerima Beasiswa Zakat Indonesia 2025
Salah satu kiai pengasuh, KH. Ahmad Muhibban, Pimpinan Pesantren Al Luthfah Bandung Barat, menyambut hangat para peserta magang. Ia mengungkapkan bahwa profesi dai adalah pekerjaan mulia yang menuntut integritas, kesabaran, dan keikhlasan. “Tidak ada pekerjaan paling mulia daripada dai,” ujarnya, mengutip firman Allah Inna ma’al ‘usri yusran (Bersama kesulitan, ada banyak kemudahan).