Anggota PMR Madya SMP Islam Maryam Muraith Dikukuhkan, Siap Mengemban Misi Kemanusiaan

PENGUKUHAN PMR -- Peserta pengukuhan PMR Madya mengikuti pelatihan pertolongan pertama dan kegiatan lapangan, Sabtu (02/08/2025).--
MARTAPURA - Puluhan siswa SMP Islam Maryam Muraith resmi dikukuhkan sebagai anggota Palang Merah Remaja (PMR) Madya. Prosesi ini bukan sekadar seremonial, melainkan titik awal perjalanan mereka sebagai relawan muda yang siap mengemban misi kemanusiaan.
Ditengah halaman sekolah itu dipenuhi wajah-wajah muda penuh semangat. Suasana haru dan bangga terasa kuat saat satu per satu siswa mengucapkan janji kesetiaan sebagai anggota Palang Merah Remaja (PMR).
Di hadapan para pembina dan relawan senior dari KSR PMI OKU Timur, mereka mengikrarkan komitmen untuk menjadi pelajar yang peduli, tanggap, dan siap bergerak untuk kemanusiaan.
Pengukuhan ini dilaksanakan oleh tim KSR PMI Kabupaten OKU Timur yang dikomandoi oleh Rey. Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian proses pembinaan dan pelatihan intensif yang telah diikuti para calon anggota PMR selama beberapa minggu terakhir.
Pengukuhan anggota PMR bukan hanya seremoni formal. Lebih dari itu, ini adalah proses internalisasi nilai. Di balik pengambilan janji dan penyematan slayer, tersimpan semangat tujuh prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional diantaranya Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, dan Kesemestaan. Prinsip-prinsip inilah yang akan menjadi fondasi moral dan etika para anggota baru.
BACA JUGA:Gunakan Kain Songket Komering, Bupati Enos Tampil Memukau
“Pengukuhan ini adalah tonggak awal. Kami tidak hanya ingin mencetak anggota, tetapi melahirkan generasi muda yang berjiwa relawan dan siap menjadi agen perubahan di lingkungan mereka,” ujar Rey, Ketua Tim Pengukuh dari KSR PMI OKU Timur, Sabtu (02/08/2025).
Sebelum pengukuhan, para siswa telah menjalani orientasi dan pelatihan yang mencakup berbagai aspek kepalangmerahan. Mulai dari sejarah PMI, teknik pertolongan pertama, penyuluhan kesehatan remaja, hingga pelatihan kedisiplinan dan kerjasama tim.
Ada pula sesi simulasi bencana sederhana, diskusi nilai kemanusiaan, dan kegiatan lapangan seperti outbound dan latihan baris-berbaris. Semua dirancang untuk membentuk mentalitas tangguh dan semangat gotong royong.
Tak jarang, candaan dan tawa mewarnai kegiatan malam keakraban yang diadakan sebelum pengukuhan. Namun di balik keceriaan itu, para calon anggota mulai meresapi makna menjadi bagian dari keluarga besar PMI sebuah komitmen yang tidak ringan, tapi sangat berarti.
PMR sendiri adalah wadah pembinaan remaja yang dibentuk oleh PMI dan berpusat di sekolah-sekolah. Terbagi menjadi tiga tingkatan PMR Mula (SD), PMR Madya (SMP), dan PMR Wira (SMA/SMK) organisasi ini bertujuan menanamkan nilai kemanusiaan sejak dini dan membentuk calon relawan masa depan yang kompeten.
BACA JUGA:Wujudkan Kebutuhan Masyarakat, Ketua DPC PKB Hermanto Serahkan Ambulans Untuk Warga
Anggota PMR tidak hanya menjadi pelajar yang sehat dan peduli, tetapi juga berperan sebagai edukator sebaya yang bisa menyampaikan pengetahuan tentang kesehatan, kebersihan lingkungan, dan kesiapsiagaan bencana kepada teman-teman mereka.
“PMR bukan sekadar organisasi ekstrakurikuler. Di sinilah kami belajar tentang empati, kerja sama, dan kepemimpinan. Kami belajar bahwa menolong sesama tidak menunggu jadi orang dewasa,” ucap salah satu anggota yang baru dikukuhkan.