Dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Ikuti Program Peningkatan Kompetensi

Pembukaan PKDP 2025--
KORANOKUTIMURPOS.ID - Direktorat perguruan Tinggi Keagamaan Islam pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kemenag menggelar Program Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) 2025. Program ini dibuka serentak di beberapa daerah di Indonesia.
Dirjen Pendis, Prof. Suyitno membuka program PKDP di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Direktur Diktis, Prof. Sahiron membuka di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Dirjen Bimas Kristen, Jeane Marie Tulung membuka di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekretaris Ditjen Pendis, Prof. Arskal Salim membuka di UIN Sumatera Utara Medan. Kasubdit Ketenagaan, M. Aziz Hakim membuka di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, serta para pejabat yang lain di beberapa titik PTK lainnya.
Dirjen Pendis, Prof Suyitno, mengatakan bahwa PKDP tahun pertama diikuti 5.434 dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK), negeri dan swasta. Menurutnya, program ini digelar sebagai bagian dari upaya mengimplementasikan Asta Cita, delapan cita-cita luhur yang menjadi visi pembangunan nasional Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Melalui Asta Cita, pemerintah berupaya membangun negara yang kuat secara ideologi, tangguh dalam pertahanan, mandiri dalam ekonomi, adil dalam pemerataan pembangunan, serta inklusif dalam pengembangan sumber daya manusia,” tuturnya.
BACA JUGA:Terbitkan HEESI 2024, Tegaskan Pentingnya Data Energi Terpadu
BACA JUGA:Beri Kemudahan dan Kenyamanan Bertransaksi, Pengguna BRImo Tumbuh 21,2% Capai 42,7 Juta User
Menag mengatakan, Asta Cita dirumuskan bukan hanya sebagai slogan politik, melainkan sebagai kompas moral dan strategis yang mencerminkan kebutuhan rakyat serta tantangan zaman. keberhasilan Asta Cita tidak hanya bergantung pada pemerintah semata. Perlu adanya komitmen kolektif dari seluruh elemen masyarakat—baik swasta, organisasi sipil, akademisi, hingga individu—untuk turut mengawal dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur dalam Asta Cita.
“Dengan kerja sama dan semangat gotong royong, delapan misi ini bukan hanya menjadi cita-cita di atas kertas, tetapi menjadi kenyataan yang mengantar Indonesia menuju masa depan yang berdaulat, adil, makmur, dan berkelanjutan.” Pungkasnya.
Sementara itu, Dalam laporannya Direktur Diktis, Prof. Sahiron mengatakan peserta PKDP ini tersebar ke dalam 20 kampus sebagai Perguruan Tinggi Penyelenggara, yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Walisongo Semarang, UIN Alauddin Makassar, UIN Ar-Raniry Aceh, UIN Sumatera Utara Medan, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Raden Intan Lampung, UIN Imam Bonjol Padang, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Mataram, UIN Kyai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, UIN Raden Mas Said Surakarta, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dan UIN Salatiga.
BACA JUGA:Kemenperin Berikan Strategi Penguatan Branding kepada Wirausaha Industri Baru
BACA JUGA:Kemenag Siapkan Beragam Beasiswa S2 hingga S3 Dalam dan Luar Negeri
“Pelatihan PKDP berlangsung selama 3 hari dengan sasaran pendalaman dimensi subtansi dasar menjadi dosen profesional, yakni kompetensi pedagogic, pembinaan karier dosen, Karya Ilmiah, dan moderasi beragama.” Terang Sahiron.
Lebih lanjut, pria kelahiran Cirebon juga menambahkan bahwa PKDP tahun ini special karena ada materi khusus yang diberikan peserta terkait situasi nasional, yakni kebijakan Asta Cita dan Program Prioritas Kemenag.