Gandeng Komunitas Penyiar Muda Sebar Pesan Keagamaan Moderat

Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng komunitas penyiar muda dari 34 provinsi sebagai Moderate Millennial Agent (MMA).--
KORANOKUTIMURPOS - Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng komunitas penyiar muda dari 34 provinsi sebagai Moderate Millennial Agent (MMA). Langkah ini diharapkan memperkuat peran generasi muda dalam menciptakan ruang publik yang toleran dan harmonis melalui media penyiaran.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengatakan, penyiar muda memiliki potensi besar dalam membentuk opini publik, terutama di kalangan generasi Z.
“Para penyiar muda adalah mitra strategis pemerintah dalam menyampaikan pesan keagamaan yang damai, toleran, dan sesuai konteks zaman,” ujarnya saat membuka kegiatan Pengukuhan dan Inaugurasi MMA di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Ia menilai bahwa generasi muda memiliki jangkauan yang luas dalam menyebarkan pesan keagamaan. “Para penyiar muda, punya kekuatan untuk menjangkau audiens lebih luas, terutama generasi yang seusia,” lanjutnya.
Abu Rokhmad juga menekankan pentingnya membumikan nilai-nilai moderasi beragama dalam setiap konten siaran. “Rukun bukan berarti tanpa masalah. Tetapi ketika ada cinta dan dialog, masalah bisa diselesaikan dengan baik. Seperti dalam rumah tangga, begitu pula kehidupan antarumat beragama di Indonesia,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan masih minimnya pemahaman generasi muda terhadap peran Kemenag. Menurutnya, banyak anak muda hanya mengenal KUA saat akan menikah atau mendengar nama Kemenag saat sidang isbat menjelang Ramadan.
BACA JUGA:Investasi Otomotif Terus Melaju, Mercedes Dirikan Pabrik Baru di Cikarang
“Melalui para penyiar muda, kami ingin memperkenalkan wajah Kemenag yang lebih dekat, inklusif, dan relevan dengan generasi masa kini,” tambah Abu Rokhmad.
Kegiatan bertema “Siaran Sepenuh Cinta, Suburkan Kerukunan Umat Beragama” ini bertujuan membentuk ekosistem siaran keagamaan yang ramah, dialogis, dan berorientasi pada perdamaian. Kemenag juga mendorong agar komunitas penyiar muda menyusun agenda siaran bersama yang berkelanjutan dan berdampak di tengah masyarakat.
“Penyiar muda punya pengikut, pendengar, bahkan jamaah di media sosial. Gunakan pengaruh itu untuk menyampaikan nilai-nilai keagamaan yang mencerahkan dan menjaga keutuhan bangsa,” pesan Abu Rokhmad.
Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program Pembinaan Kompetensi Penyiar Agama Islam yang telah dilaksanakan secara nasional.
“Yang hadir hari ini adalah peserta terbaik dari setiap provinsi. Maka kegiatan ini menjadi momen pengukuhan sekaligus inaugurasi. Kita, para penyiar dari komunitas yang sama, memiliki misi bersama,” ujarnya.
Zayadi mengungkapkan, para penyiar MMA akan menjadi corong kebijakan Ditjen Bimas Islam yang berpihak pada nilai-nilai keagamaan yang moderat dan transformatif.
“Tema kegiatan ini adalah respons atas ajakan Menteri Agama untuk menempatkan cinta sebagai nilai utama dalam pelayanan umat. Bahkan dalam menyampaikan kebijakan, para penyiar MMA diharapkan menggunakan bahasa cinta,” jelasnya.
Dengan pendekatan yang penuh cinta, lanjutnya, pesan keagamaan akan lebih menyentuh dan berdampak. “Kita ingin layanan keagamaan yang impactful, berdampak luas dan mendalam,” tandas Zayadi.
Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, menambahkan, kegiatan ini akan berlangsung mulai Selasa hingga Kamis (10–12/6/2025). Para peserta akan mengikuti penguatan kapasitas, jejaring, dan pembekalan dari narasumber otoritatif di bidang komunikasi keagamaan.
“Gunakan kesempatan ini bukan hanya untuk mempererat silaturahmi, tetapi juga silatur afkar (pertukaran pemikiran), bahkan silatur amal (kolaborasi aksi). Bangun jaringan dan rencana aksi pasca-inaugurasi ini,” ajak Wida.
Ia berharap para penyiar muda dapat memantapkan peran mereka sebagai agen moderasi beragama di tengah masyarakat.