Embun Diktator

Foto : FB - Dahlan Iskan--

Lalu ia ''dites'' jadi gubernur Liaoning. Saat itulah Li Kejiang membangun jalan tol dari Shenyang, ibu kota provinsi, ke Dalian. Itulah jalan tol pertama di Tiongkok. Yang kemudian jadi model ke seluruh negara.

 

Ada yang pernah ''dites'' dan sudah lulus sampai tingkat menjadi gubernur. Sangat sukses. Jadi buah bibir senegara. Ia berhasil menata dan memajukan Chongqing –kota besar di pedalaman Tiongkok.

 

Saking topnya, banyak yang berhitung ia-lah yang akan jadi presiden Tiongkok berikutnya. Bukan Xi Jinping. Ia akhirnya tidak lulus ''tes'' terakhir itu. Ia gagal naik jadi presiden. Kalau saja ia lulus ''tes'' itu, ia yang jadi presiden saat itu. Bukan Xi Jinping. Anda sudah tahu siapa ia: Bo Xilai.

 

Istrinya terlalu ambisius. Juga terlalu cantik. Kini Bo Xilai dan istri hidup di dalam penjara: hukumannya seumur hidup.

 

Meritokrasi adalah kunci utama kemajuan Tiongkok. Di pemerintahan, sampai di dalam partai sendiri. Meritokrasi telah jadi obat ''penyakit'' diktator di Tiongkok. Kita belum menemukan obat ''penyakit'' demokrasi kita.

 

"Jadi, kalau orang tua Anda begitu takut Anda jadi komunis, jawab saja: emangnya mudah jadi anggota partai komunis".

 

"Tapi kenapa Korut yang juga diktator gagal maju?" tanya seorang mahasiswi e-commerce. Rasanya dia asli Bogor. Atau Batak Karo marga Ginting, muslimah. Atau salah satu dari mereka ini:

 

Dhea Anattasari (Jakarta), Donna Laurent Pangandaeng (Manado-Surabaya), Jennifer Susanto (Surabaya), Citra Anggraini (Bogor), Della Rizkyana Okvitaria (Muncar, Banyuwangi), Muhammad Falza Na'shif Muzakki (Bandung), Siti Zahra Darmayati Ginting (Medan).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan