Umuk Ijazah

Foto : dok OTP - Dahlan Iskan--
Saya pun menghubungi Bambang Pacul. Ia lebih senang namanya ditulis sebagai Bambang PaTjuL. Saya tanyakan apakah sikap keras Jokowi itu terholong budaya "umuk". "Tidak," ujar PaTjuL.
Menurut saya, pilihan tsb bkn tergolong habit "umuk" Pak....
Ia memberi contoh apa yang disebut "umuk". Yakni ketika Pak Jokowi pernah berbicara dengan Andi Widjajanto, orang kepercayaannya yang kemudian menjabat Gubernur Lemhanas.
Ia pun mengutip omongan Jokowi seperti yang ditirukan Andi kepadanya: "Pak Andi ...nanti 02 akan menang satu putaran, PDI-P suaranya akan turun dan PSI akan masuk senayan...". Itu diomongkan jauh sebelum pemilu. "Gaya seperti ini yang disebut 'umuk'-nya orang Solo," ujar PaTjuL.
Maka apa ya yang bisa membuat kita mengerti mengapa beliau begitu ngototnya? Sampai mencapai tahap kontra produktif? Dan persoalan jadi berlarut?
Semua orang jadi susah. Hanya satu pihak yang senang: pedagang pulsa. Apalagi ketika perusahaan pulsa itu baru kehilangan uang Rp 4 triliun "dicopet" GoTo. Anggap saja kita bersedekah ke GoTo lewat perusahaan pulsa itu.
Sebenarnya Jokowi sudah mengurangi "umuk"-nya. Ia sudah mengundang empat wartawan ke rumahnya. Wartawan diminta melihat ijazah "asli" itu. Tapi dilarang memegang atau memotretnya.
Ternyata itu tidak meredakan keadaan. Orang seperti Roy Suryo dan Rismon Sianipar kian 'dalam' menguliti ijazah itu. Apalagi mereka dapat "umpan" resmi dari seorang kader Partai PSI.
Sang kader kelihatannya ingin membantu Jokowi. Ia berusaha meluruskan fakta: ia menunjukkan copy ijazah asli Jokowi.
Copy itu sama dengan yang ditampilkan UGM secara resmi pula. Dan lagi partai itu dipimpin anak Jokowi. Mestinya tidak mengada-ada.
Maka dua ahli tersebut "membeli" apa yang "dijual" kader PSI tersebut.
Tambah ramai. Apalagi kalau dilihat dari luar negeri. Malam-malam tidur saya pun kian malam. Terlalu banyak video yang harus dilihat. Termasuk video bagaimana Rismon menantang berkelahi Hercules secara fisik. Di mana pun.
Orang Pematang Siantar itu ternyata tidak hanya intelektual tapi juga bisa brutal. Mungkin ia juga belajar karate dan sumo sambil sekolah teknik di Yamaguchi, Jepang.
Rismon mendapat dua gelar master: di UGM dan di Yamaguchi. Gelar doktornya pun dari Yamaguchi. Bidang studinya digital forensik dan segala hal yang terkait dengan itu. Ia memang sarjana elektro dari UGM. Ia ke Yogyakarta setelah lulus SMAN 3 Siantar.
"Waktu kecil saya diasuh keluarga Muslim. Ayah saya bekerja di Pemda. Ibu saya mengajar sebagai guru," kata Rismon dalam salah satu video live-nya.