Kemenperin dan Dekranas Dorong Diversifikasi Produk Kerajinan Manik-Manik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) terus bersinergi melestarikan dan mengembangkan warisan budaya bangsa melalui pengembangan produk kriya dan wastra.--

Reni menekankan, dengan adanya tantangan global dan perubahan selera pasar saat ini, menuntut para perajin untuk bisa lebih berinovasi. “Diversifikasi produk menjadi kunci penting agar kerajinan manik-manik tidak terpaku pada model dan fungsi yang konvensional, tetapi bertransformasi menjadi produk-produk yang lebih beragam, memiliki nilai tambah, dan relevan dengan kebutuhan pasar yang semakin dinamis,” tuturnya.

Sebanyak 25 peserta mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan selama empat hari tersebut. Para peserta dilatih oleh praktisi berpengalaman dan mendapatkan materi meliputi Kredit Usaha Rakyat (KUR), legalitas usaha, dan praktik keterampilan teknis kreasi berbagai varian produk manik-manik. Hasil produk bimbingan teknis ini rencananya akan ditampilkan pada puncak acara HUT Dekranas ke-45.

BACA JUGA:Ingin Langsung Kerja, Kelas Industri Kemenperin Diserbu Peserta

BACA JUGA:Minta Siapkan Layanan Prima untuk Jemaah Haji Sejak di Embarkasi

Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan diharapkan dapat mendorong pelaku IKM untuk dapat mengembangkan produk kerajinan manik-manik yang lebih beragam, menarik, serta berdaya saing tinggi, sehingga mampu memperluas pasar dan meningkatkan perekonomian daerah.

“Dengan ragam produk yang lebih variatif, konsumen jadi lebih banyak pilihan, sehingga pasar semakin terbuka lebar, dan manik-manik merupakan salah satu ikon kerajinan yang menjadi identitas lokal warga Kalimantan Timur,” terang Budi.

Menurutnya, jika dikembangkan lebih lanjut, manik-manik tidak hanya menjadi aksesoris, namun juga bisa menjadi bagian dari fesyen, dekorasi, maupun cendera mata khas daerah. Bahkan, kerajinan manik-manik yang dimodifikasi menjadi beragam produk akan semakin memikat pasar mancanegara.

Apalagi, jika produk tersebut dipasarkan dengan teknik branding dan story telling yang mengungkapkan sisi kekayaan budaya perajinnya. “Saat ini konsumen dalam maupun luar negeri cenderung lebih tertarik dengan produk kerajinan tradisional karena keindahannya, kaya akan cerita dan budaya, serta sebagai bentuk dukungan terhadap perajin lokal,” tutup Budi.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan