Daging Mentah

Catatan dahlan Iskan--

"Sudah mencoba makanan daging mentah?”

"Belum".

"Saya juga belum. Padahal sudah enam tahun di sini".

Yang bertanya itu Ny Al Busyra Basnur, istri duta besar Indonesia di Ethiopia. Saya pun tidak punya keinginan untuk mencobanya. Itulah salah satu makanan terpopuler di Ethiopia.

Sampai akhirnya saya pergi ke region di bagian selatan Ethiopia: Arba Minch. Naik pesawat. Satu jam dari Addis Ababa.

Saya ingin tahu apakah wilayah selatan juga segersang bagian utaranya. Tidak. Beda total. Di selatan banyak pohon. Lebih hijau.

Begitu mendarat di Arba Minch yang terlihat hamparan kebun pisang. Luas sekali. Arba penghasil pisang terbesar di Afrika. Pohonnya pendek. Sekitar dua meter. Tapi tandan buahnya panjang. Separo tinggi pohonnya.

Bandara di kota kecil ini sangat kecil. Bangunan lama. Sangat bandara sederhana. Seperti Sumbawa. Tapi landasannya bisa untuk Boeing 737-800.

Saya bermalam di hotel bintang empat di Arba Minch. Di pinggir danau. Agak jauh dari danau. Di puncak tebingnya. Dari kamar hotel bisa melihat luasnya danau itu nun di jauh di bawah sana.

Panjang danau ini 60 km. Sepanjang Jakarta sampai Depok. Lebarnya 20 km. Dikelilingi hutan taman nasional yang dilindungi.

Ke hutan itulah pagi harinya saya pergi. Naik mobil dulu. Lalu jalan kaki. Masuk-masuk ke rerimbunan pohon. Sampai jauh ke dalamnya.

"Ada nyamuk di sini?”

"Tidak ada".

"Ada harimau?”

Tag
Share