Lubang Sama

Catatan dahlan Iskan--

Dengan pelabuhan besar itu Djibouti bisa menghidupi Ethiopia. Ethiopia menghidupi Djibouti. Alangkah indahnya kerja sama. Dibanding perang. Jalan kereta pun dibangun. Dari pelabuhan besar Djibouti ke daratan Ethiopia di belakangnya.

Model itu rasanya harus bisa juga dilakukan bersama Eritrea. Tapi kalau Tigray sampai merdeka terhalang wilayah Tigray. Padahal untuk memajukan ekonomi Eritrea --dan Tigray—kerja sama bisnis model Ethiopia-Djibouti harus terjadi. Mungkin Tiongkok bisa jadi makcomblang tersembunyi untuk kemakmuran wilayah termiskin ini. Atau Turki. Pengaruh Turki juga sangat besar di Ethiopia.

Meski sudah lebih memilih "jalan bisnis" Ethiopia masih juga dicurigai: jadi dalang gerakan merdeka di wilayah pantai lainnya: Somalialand.

Sekarang ini Somalialand jadi bagian negara miskin Somalia. Lalu ingin merdeka: Republik Somalialand. Masalahnya: dulu, sultan Somalialand sendiri yang secara sukarela ingin bergabung menjadi bagian Somalia. Setiap ada gerakan merdeka di Somalialand, Ethiopia dituduh sebagai provokatornya.

Pemikiran besar Ethiopia lainnya Anda sudah tahu: membangun dam raksasa. Diberi nama: Dam Kebangkitan. Renaissance Dam.

Letaknya Anda juga sudah tahu: di dekat perbatasan dengan Sudan.

Yang dibendung adalah sungai Nil. Hulu sungai Nil.

Dulu saya hanya tahu sungai Nil itu sungai terpanjang di dunia yang ada di Mesir. Ternyata hulunya ada di pedalaman Ethiopia.

Mesir marah besar. Hilir sungai Nil memang di Mesir. Air sungainya penting bagi pertanian di pedalaman Mesir. Bendungan itu bisa mengurangi air irigasi petani di sana.

Kalau ekornya di Ethiopia dan kepalanya di Mesir, tubuh sungai Nil ada di Sudan. Sudan tidak marah. Justru senang. Banjir besar yang selama ini melanda sebagian Sudan tidak terjadi lagi.

Ethiopia menyadari bendungan itu akan mengganggu pertanian di Mesir. Tapi hanya sementara. Sampai semua air dari hulu memenuhi waduk rakasasa itu. Setelah waduk penuh, air ke Mesir akan normal lagi.

Bendungan itu menghasilkan listrik. Listrik dan air adalah sumber kehidupan. Maka Ethiopia pun kini memiliki sumber kehidupan yang jelas. Wilayah pertaniannya dapat pengairan lebih baik. Listriknya untuk industrialisasi.

Bendungan itu kini sudah jadi. Dibangun oleh Itali. Waduknya sudah penuh. Kemarahan Mesir mestinya reda: belum. Waktu saya di Addis Ababa ini Mesir masih memboikot pertemuan penting di ibu kota Ethiopia. Yakni untuk membicarakan pemanfaatan bendungan oleh negara sekitar.

Tentu Anda tahu: saya ke Addis Ababa bukan untuk pertemuan itu. Apalagi mewakili perusuh Disway. Tapi saya begitu ingin ke bendungan itu. Tahun depan.

Saya ingin membandingkan dengan bendungan raksasa di Yichang, Tiongkok: Three Georges Dam.

Tag
Share