Pertamax Oplos

Foto: dok otp - Ilustrasi--

 

Tapi siapa yang harus bertanggung jawab atas kenaikan nilai proyek sebesar itu. Pertamina --sebagai pemilik proyek? Kontraktor --yang memenangkan tender?

 

Di swasta yang seperti ini mudah diselesaikan: dirundingkan.

 

Di BUMN itu tidak mudah. Harus minta persetujuan dewan komisaris. Dewan komisaris takut  menyetujui. Takut dituduh korupsi. Masih juga harus minta persetujuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

 

Bukan hanya tidak mudah. Rumit. Padahal kontraktor harus menyelesaikan proyek. Kalau kontraktornya tidak kuat proyek pasti macet.

 

Kalau kenaikan nilai proyeknya sampai lebih Rp 15 triliun kontraktor mana yang kuat.

 

Kalau pun akhirnya kilang Balikpapan selesai dibangun tidak mungkin bisa diopersikan. Persoalan kenaikan nilai proyek harus selesai. Sebelum selesai tidak akan ada serah terima proyek --dari kontraktor ke Pertamina.

 

Untunglah dirut Pertamina yang baru, Simon Aloysius Mantiri, dekat dengan presiden. Bisa lebih mudah mencarikan solusi. Agar kilang raksasa itu bisa segera berproduksi.

 

Tag
Share