Dukung Penerapan Teknologi di Seluruh Sektor Industri

Staf Ahli Bidang Percepatan Transformasi Industri 4.0, Emmy Suryandari--

KORANOKUTIMURPOS.ID - Indonesia merupakan negara dengan perekonomian digital yang cukup besar di Asia Tenggara. Pada tahun 2024, nilai transaksi ekonomi digital nasional tumbuh melesat sebesar 13 persen hingga mencapai USD90 miliar. 

Hal ini menunjukkan potensi besar yang perlu dikembangkan dan optimalkan agar hasilnya dapat semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan daya saing global, dan terciptanya pemerataan ekonomi.

Dalam mendukung transformasi industri dalam negeri menuju industri 4.0, Kementerian Perindustrian berkomitmen mendukung penerapan teknologi-teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI), machine learning, serta digitalisasi di seluruh sektor industri.

“Oleh karena itu, pada tahun 2018, Kemenperin meluncurkan program Making Indonesia 4.0, yang berfokus untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing industri Indonesia,” ujar Staf Ahli Bidang Percepatan Transformasi Industri 4.0, Emmy Suryandari dalam CNBC Tech and Telco Summit 2025 “5G & AI: The Future is Now” di Jakarta.

BACA JUGA:Dorong Partisipasi Perempuan dalam Ekraf Digital melalui Program Emak-Emak Matic

Untuk mengukur sejauh mana kesiapan industri nasional dalam bertransformasi, Kemenperin pun telah menjalankan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), sebuah acuan untuk menilai tingkat kesiapan perusahaan dalam menghadapi era industri 4.0. Dengan fokus pada penerapan AI, machine learning, serta digitalisasi, seluruh industri diharapkan dapat mencapai tingkat kesiapan yang tinggi, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Selain itu, dalam mendukung ekosistem 5G, Kemenperin terus mendorong industri Indonesia untuk bisa menghasilkan perangkat yang kompatibel dengan teknologi 5G. 

“Mulai dari ponsel, antena, hingga perangkat keras lainnya, kami berupaya agar industri lokal dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem 5G global,” tutur Emmy.

Kemenperin juga berkoordinasi erat dengan kementerian terkait dalam penyediaan perangkat dan teknologi aplikasi yang mendukung pengembangan jaringan 5G, termasuk perangkat jaringan 5G seperti router, switch, dan antenna yang dirancang untuk mendukung kecepatan dan kapasitas tinggi.

Kemenperin melihat adanya peluang besar bagi industri lokal dalam memproduksi perangkat 5G broadcasting seperti radio unit, fronthaul, distributed unit, dan centralized unit. Dengan adanya industri Electronic Manufacturing Services (EMS) yang ada di Indonesia, proses manufaktur perangkat ini bisa dilakukan dalam negeri, dimulai dari Semi Knocked Down (SKD), hingga akhirnya industri dalam negeri dapat mencapai fully manufactured.

Sejalan dengan peningkatan signifikan nilai investasi di sektor elektronika, yaitu dari Rp5,11 triliun pada 2023 menjadi perkiraan Rp8,29 triliun pada 2024, Emmy menegaskan pentingnya mengurangi ketergantungan pada impor, terutama bahan baku dan barang modal, dengan terus mendorong peningkatan sektor hulu dan antarindustri. 

Langkah ini penting untuk memperkecil defisit neraca perdagangan serta memperkuat kemandirian industri lokal.

Untuk mendukung pengembangan industri komponen dalam negeri, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan strategis, seperti pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta insentif penanaman modal, termasuk tax holiday dan tax allowance. 

“Kami percaya kebijakan-kebijakan ini akan mempercepat pertumbuhan industri 5G dan AI di Indonesia, serta memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan lokal untuk tumbuh dan berkompetisi di pasar global,” katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan