Churchill Jonan
Catatan dahlan Iskan--
"Tahun ini. 13 Januari 2025".
Hahaha. Itu berarti baru saja. Enam hari sebelum menjalani 4-bypass jantung di Singapura 19 Januari 2025.
"Masih terus minum kopi dengan susu bear brand?"
Seorang mantan staf saya, Mbak Yani, masih ingat saat Jonan, sebagai menteri perhubungan, ke kantor saya. Di tengah pertemuan, seorang staf Jonan bicara dengan Mbak Yani: minta dibikinkan minuman khusus. Yakni kopi Nescafe dengan susu bear brand.
Staf tersebut lantas menyerahkan satu sachet kopi Nescafe dan susu bear brand ke Mbak Yani: tinggal mencampurnya dengan air panas.
"Sudah tidak lagi. Takut kolesterol. Saya punya potensi kolesterol karena bawaan keturunan," katanya. "Sekarang saya minum kopi dengan oat milk atau soymilk," tambahnya.
"Sekarang Anda olahraga apa?"
Saya tahu: Jonan seorang pelari maraton. Sudah tidak terhitung berapa kali ia ikut maraton. Sampai pun umur 40 tahun masih maraton. Tapi saya yakin kini ia tidak lagi lari. Umurnya sudah 62 tahun. Sudah terlalu bahaya untuk dibuat lari.
Ternyata Jonan kini pilih olahraga berat: pilates. Yang sampai bergelantungan itu. Jungkir balik itu.
"Saya tidak suka olahraga permainan seperti tenis atau naik sepeda," katanya.
"Berapa kali seminggu berpilates?"
"Seminggu sekali. Tapi serius. Pakai private trainer," katanya. Selebihnya ia jalan cepat. Seminggu tiga kali. Sampai 7.500 langkah.
Saya tahu Jonan menamatkan SMA-nya di St Louis, Surabaya. Ia juga merasa sangat "Arek Suroboyo". Tapi baru dari IG-nya kemarin saya tahu bahwa Jonan lahir di Singapura.
"Almarhum ibu saya adalah warga negara Singapura," ujar Jonan.
Papa Jonan meninggal di usia 67 tahun. Mamanya meninggal di umur 77 tahun. Dua-duanya meninggal karena brain stroke.