Jantung Jonan

Catatan dahlan Iskan--

Maka Jonan memutuskan: mengecek jantungnya. Ia melakukan stress test jantung. Lebih baik mengetahui lebih dulu daripada tiba-tiba seperti adiknya. Sebagai ''orang keuangan'' Jonan memang lebih prudent.

Anda sudah tahu: apa itu stress test jantung. Anda harus berlari di atas treadmill. Sekuat Anda.

Setelah tidak kuat lagi Anda bertahan di situ dalam posisi berjalan. Alat yang dipasang di dada Anda terhubung dengan EKG. Alat itu akan memberi tahu keadaan jantung Anda.

Kalau di situ terlihat ada penyumbatan maka Anda harus menjalani pemeriksaan berikutnya: kateter. Dengan kateter maka akan bisa dipastikan terjadinya penyumbatan. Bahkan akan diketahui penyumbatannya di berapa tempat.

Dari kateter itu pula dokter membuat keputusan: cukup diatasi dengan ring atau harus lewat operasi bypass. Dalam hal Jonan ternyata ditemukan sumbatannya berat. Sudah 90 persen. Ia terlihat sehat tapi tersumbat. Berat. Tidak bisa diatasi dengan pasang ring.

Maka Jonan harus menjalani operasi. 4-bypass. Ini operasi besar. Berhasil. Jonan pantas bersyukur pada Tuhan.

Stress test tidak harus pakai treadmill. Bisa juga dengan alat. Misalnya nuclear heart stress test. Jonan kelihatannya pakai yang ini. Tapi tetap saja setelah itu harus dibuktikan dengan kateter.

"Saya dibantu oleh Prof Maurice Choo, cardiologist dan Dr Wong Poo Sing, thoracic surgeon," katanya.

Saya tahu rumah sakit tempat Jonan operasi ini. Saya pernah dirawat di situ. Yakni saat aorta saya pecah sepanjang 50 cm. Saya ditangani Dr Benjamin Chua.

Jelaslah bahwa Jonan tidak terkena serangan jantung. Justru saat masih sehat ia memeriksakan diri. Ternyata sakit. Jantungnya sudah buntu sampai 90 persen. Tanpa terasa apa-apa. Sangat berpotensi meninggal mendadak.

Begitu pentingnya tes kesehatan. Memang mati di tangan Tuhan. Tapi kian lama sebagiannya sudah dialihkan ke tangan para dokter.(Dahlan Iskan)

 

Tag
Share