Pameran Kaligrafi MTQ Internasional jadi Ajang Kolaborasi Budaya
Pameran Kaligrafi MTQ Internasional 2025--
JAKARTA – Pameran kaligrafi dalam rangkaian Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-4 Indonesia menarik lebih dari 300 pengunjung sejak dibuka. Menampilkan 40 karya seni dari Indonesia dan Iran, acara ini menjadi ajang kolaborasi budaya sekaligus edukasi tentang kekayaan seni kaligrafi Al-Qur’an.
Pameran ini menampilkan karya seniman dari berbagai daerah, seperti Riau, Lampung, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah. Muhammad Mawardi, perwakilan Tim Pameran Kaligrafi dari Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (Lemka), menjelaskan bahwa proses kurasi dilakukan berdasarkan kelayakan dan estetika dari foto yang dikirimkan peserta.
“Sebagian besar karya yang dipamerkan merupakan hasil pemenang kompetisi bergengsi, seperti MTQ Nasional di Kaltim dan ajang internasional. Karya-karya ini tidak hanya menonjolkan teknik kaligrafi baku, tetapi juga eksplorasi warna dan bentuk yang inovatif,” ujar Mawardi kepada wartawan di Jakarta.
Kaligrafi Tradisional dan Kontemporer
Selain kaligrafi klasik, pameran ini juga menampilkan lukisan kontemporer karya seniman Muslim Indonesia, termasuk anggota Lemka.
BACA JUGA:Bahas Kerja Sama Sektor Energi
BACA JUGA:Lebih dari 32 % Kuota Jemaah Haji Khusus Sudah Terisi
“Kami ingin menunjukkan bahwa kaligrafi tidak melulu hitam putih. Ada harmonisasi antara kaidah tradisional dan ekspresi modern,” tambah Mawardi.
Ia menegaskan, misi utama pameran ini adalah mengedukasi publik tentang prestasi Indonesia di bidang kaligrafi. “Banyak siswa dan santri yang datang. Mereka bisa melihat langsung karya dari Iran atau juara internasional, yang semoga memotivasi mereka untuk berkarya,” katanya.
Karya Terjual
Hingga hari ketiga, tiga karya telah terjual dengan harga mulai Rp5 juta hingga Rp50 juta. Karya termahal adalah kaligrafi Ustadz Din Sirajudin, disusul karya seniman Iran yang dibanderol Rp21 juta.
Meski demikian, Mawardi menegaskan bahwa penjualan bukanlah tujuan utama pameran. “Alhamdulillah jika laku, tetapi yang paling utama tetap edukasi,” pungkasnya.