Dorong Satu Data Tunggal yang Akurat

Menekraf Teuku Riefky Harsya dan Menko PMK Abdul Muhaimin Iskandar bahas pemanfaatan DTSEN untuk kebijakan yang lebih efektif dan percepatan penanggulangan kemiskinan.--

JAKARTA - Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar membahas pemanfaatan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

Manfaat strategis dari DTSEN ini bertujuan untuk menyatukan berbagai data yang selama ini tersebar di berbagai instansi Pemerintah sehingga dapat digunakan secara efektif untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi kebijakan.

“Pertemuan ini terkait kolaborasi antar-Kementerian yang bisa memanfaatkan DTSEN sebagai konsep pengelolaan data terpadu. DTSEN akan fokus pada data sosial ekonomi setiap warga negara dengan klasifikasi tingkat kesejahteraan sosial,” ujar Menekraf Riefky dalam pertemuan di Ruang Rapat Menko Pemberdayaan Masyarakat pada Kamis, 30 Januari 2025.

Menekraf Riefky mengatakan kerja sama instansi Pemerintah dalam berbagi data ini untuk mencapai tujuan bersama.

BACA JUGA:Makan Bergizi Gratis Dongkrak Ekonomi Lokal

“Hubungan antara Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dalam konteks kemiskinan ialah bahwa DTSEN berfungsi sebagai basis data utama yang mendukung pelaksanaan program P3KE, khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan. Mengingat, sebagian besar pelaku ekraf merupakan kategori berdaya dan mandiri, maka upaya Kemenekraf dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem lebih fokus pada upaya fasilitasi penguatan backward and forward linkages dari rantai nilai yang diciptakan oleh pelaku ekraf,” tambah Menekraf Riefky.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyambut positif rapat hari ini. Menurutnya, DTSEN punya 5 indikator kemiskinan seperti kultural, struktural, relatif, absolut, dan ekstrem. Fokus pemaparan hari ini tentu terkait perkembangan data kemiskinan ekstrem yang sudah capai 3,1 juta penduduk di Indonesia.

“Dari jenis indikator kemiskinan ekstrem yang kekurangan akses makanan, air bersih, dan layanan kesehatan akan diatasi problematikanya dengan tiga tahapan. Pertama, kita akan tingkatkan bantuan khusus. Kedua, kita akan memberi akses kepada yang produktif dari segi usia sehingga ada peningkatan kapasitas skill. Ketiga, kita akan dorong mereka untuk lebih mandiri dan meninggalkan posisi level miskin ekstrem ini,” ujar Menko PM, Abdul Muhaimin Iskandar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan