MUARADUA, KORANOKUTIMURPOS.ID – Para petani kopi di Kabupaten OKU Selatan saat ini memilih untuk menyimpan hasil panen mereka meskipun sudah memasuki masa akhir panen. Hal ini disebabkan oleh harga jual kopi yang mengalami penurunan cukup signifikan.
Harga kopi yang sebelumnya mencapai Rp 70.000 per kilogram kini turun menjadi Rp 58.000 per kilogram.
Penurunan harga tersebut membuat banyak petani memilih untuk menunggu harapan adanya kenaikan harga sebelum mereka menjual hasil panen mereka.
Rizal Manhadi, seorang petani kopi asal Kecamatan Sindang Danau, Kabupaten OKU Selatan, mengungkapkan bahwa ia bersama petani lainnya memilih untuk menahan hasil panen mereka daripada langsung menjualnya dengan harga yang rendah.
"Kami memilih untuk menyimpan hasil panen meskipun sudah hampir habis, siapa tahu harga kopi bisa naik lagi," ungkap Rizal pada 18 November 2024.
BACA JUGA:Launching E-BLUD, Elen Setiadi : Wujudkan Tata Kelola Pemerintahan Bersih, Efektif dan Transparan
BACA JUGA:Deklarasi Pilkada Damai, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi Ajak Jaga Kondusifitas Pilkada Sumsel
Menurutnya, kondisi ini membuat para petani merasa enggan untuk menjual kopi mereka di saat harga tengah turun. Mereka lebih memilih untuk menunggu dan berharap harga bisa kembali naik, meskipun saat ini panen sudah hampir selesai.
"Harga sekarang sudah murah, dan meskipun panen sudah hampir habis, kami tetap berharap harga akan naik. Dengan begitu, kami bisa mendapat keuntungan lebih untuk modal perawatan tanaman kopi," jelas Rizal.
Rizal juga menambahkan bahwa perawatan tanaman kopi di musim ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, seperti untuk proses pemupukan, pemangkasan, dan perawatan lainnya. Jika harga kopi kembali naik, para petani merasa dapat memperoleh keuntungan yang cukup untuk menutupi biaya perawatan tersebut.
"Saat ini, kami masih menyimpan hasil panen dan berharap harga bisa membaik. Kalau harga kembali naik, itu akan sangat membantu untuk modal perawatan yang terus berlangsung," lanjutnya.
Meskipun panen kopi di Kabupaten OKU Selatan sudah berakhir, Rizal menjelaskan bahwa sebagian petani masih menyimpan hasil panen yang belum terjual. Dengan kondisi pasar yang tidak stabil, mereka berharap ada perbaikan harga yang bisa memberikan manfaat untuk kelangsungan usaha mereka.
BACA JUGA:Jalan Tol Simpang Indralaya-Muara Enim Dibangun pada 2025
BACA JUGA:Polres OKU Gelar Patroli Jelang Pilkada 2024
"Kami juga mengerti bahwa harga sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar, namun kami tetap berharap agar harga kembali normal agar bisa membantu perekonomian kami," tambah Rizal.