Menurut suku Minahasa, ayam jantang memiliki makna dan simbolitas keberanian dan kejantanan seorang laki-laki.
Sementara mengutip keterangan Instagram Erina, ia menyebut baju adat Kawasaran merupakan tradisi leluhur suku Minahasa.
Pakaian ini juga kerap digunakan untuk tarian Ksatria Minahasa yang disebut “Waraney”.
“Mulanya kawasaran dilakukan untuk menjalankan ritual Mahsasau. Kawasaran “kawak”yang berarti “melindungi” dan “asaran” yang berarti “sama atau berlaku seperti” artinya, Kawasaran menjadi sama seperti leluhur di masa lalu, menjadi pelindung tanah, pelindung negeri, pelindung kehidupan,” terang Erina.
Bahan dan Material
Bahan baju adat Minahasa ini, kata Erina, bagian dasarnya menggunakan kayu alam yang diikat dengan kain tenun pempele.
“Dipadu-padankan dengan kain tenun kaiwu patola. Tata busana dan aksesoris dibuat mengacu pada sustainable fashion dan tidak menggunakan materi hewan asli,” ujarnya.
Seperti disinggung Erina, aksesori atau ornamen baju, aslinya memang gunakan material hewan asli seperti, maaf, tengkorak hewan ternak.
Jika dahulu, suku Minahasa berperang melawan penjajahan. Siapapun lawannya, maka tengkorak akan digunakan menjadi kalung.
Tentunya sebelum itu tengkorak akan dikeringkan terlebih dahulu.
Selain itu, untuk topi dengan rajutan bulu-bulu hewan unggas juga digunakan untuk memperkuat identitas baju adat Minahasa Kawasaran ini.
Bulu-bulu tersebut dari bulu ayam jantan seperti disinggung di atas.
Digunakan Laskar Manguni
Laskar Manguni merupakan organisasi adat Minahasa di Sulawesi Utara.
Dalam acara tertentu seperti perayaan adat atau HUT, para anggota Laskar Manguni akan mengenakan baju adat Minahasa Kawasaran.
Laskar Manguni sendiri dilembangkan sebagai seorang ksatria Minahasa.