Wali Kota Samarinda Andi Harun baru saja jadi berita besar di Kaltim: diberhentikan sebagai ketua Gerindra Kaltim. Termasuk dari keanggotaan partai. Itu karena di Pileg lalu Andi Harun mendukung caleg dari Nasdem. Yang didukung Andi Harun itu pun berhasil terpilih jadi anggota DPR.
Caleg Gerindra sendiri juga berhasil ke Senayan, tapi Gerindra tidak mau kadernya seperti itu.
Andi Harun kini limbung. Padahal ia ingin maju lagi sebagai wali kota Samarinda dari Gerindra.
Sebagai incumbent ia sangat kuat. Tapi lagi kesulitan kendaraan partai. Tentu ia bisa minta dukungan Nasdem dan Golkar. Atau lewat independen.
Berkantornya Presiden Jokowi di IKN juga menandai telah tersedianya air bersih di ibu kota IKN. Sumber air bersih itu dari bendungan baru Sepaku Semoi.
Nama Sepaku Semoi sudah saya dengar sejak saya masih belajar jadi wartawan di Kaltim puluhan tahun lalu. Dari situlah dicita-citakan, kelak, sumber air bersih untuk kota Balikpapan. Waktu itu belum terbayang akan ada IKN di dekat Sepaku Semoi.
Balikpapan memang selalu kesulitan sumber air bersih. Utamanya ketika kota itu tumbuh pesat. Satu-satunya sumber air dari waduk kecil di Balikpapan Barat. Tidak cukup. Apalagi kalau satu bulan tidak turun hujan.
Kini waduk Sepaku Semoi sudah berhasil dibangun. Airnya sudah bisa dipakai. Tapi oleh IKN. Bukan oleh warga Balikpapan.
Memang awalnya ada kesepakatan: dari 1000m3 airnya, yang 500 untuk menambah air Balikpapan. Masalahnya bagaimana cara mengambilnya.
Jarak Balikpapan ke Sepaku Semoi sekitar 50 km. Harus dibangun jaringan pipa baru. Siapa yang harus membangun.
Maka saat IKN sangat cukup airnya, warga Balikpapan harus sabar menunggu giliran air. Saat ini tidak tiap hari kran di rumah di Balikpapan bisa mengucurkan air.
Digilir.
BACA JUGA:Kelas Menengah
Ada yang dapat air dua hari sekali. Ada juga yang tiga hari sekali.
Setidaknya bendungannya sudah jadi. Tinggal bagaimana mengalirkannya ke Balikpapan.
Menghadapi 17 Agustus kali ini saya menyesal tidak jadi anggota paguyuban Jawa di Kaltim.