MARTAPURA,KORANOKUTIMURPOS.ID - Demi menekan angka perceraian yang tinggi di Bumi Sebiduk Sehaluan, Ketua Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kabupaten OKU Timur dr. Sheila Noberta, Sp.A., M.Kes. mengunjungi LSM Komunitas Peduli Perempuan dan Anak (KPPA) BENIH Solo di Kota Surakarta. Kamis, 16 Mei 2024.
Kehadiran dr. Sheila disambut hangat oleh founder KPPA BENIH Solo Robi'ah Al Adawiyah dan Hatta Syamsudin.
Pada kesempatan ini, dr. Sheila mengungkapkan salah satu tujuan mengunjungi komunitas yang dirintis sejak tahun 2007 ini adalah untuk menekan angka perceraian di Kabupaten OKU Timur.
"Menurut data, angka perceraian di daerah kami cukup tinggi, salah satu penyebabnya adalah banyak yang menikah namun belum memiliki ilmu," ungkap dr. Sheila.
Pentingnya ilmu pra nikah, menurut dr. Sheila sangat dibutuhkan untuk pasangan yang akan menikah, karena untuk mempertahankan pernikahan tentu harus memiliki ilmu.
BACA JUGA:Sangkal Kritik Kepemimpinan Enos-Yudha, Ketua IMM OKU Timur Dukung Program Membangun Daerah
"Sebelum melangkah lebih serius menikah, diperlukan bekal ilmu pra nikah. Sembari menunggu datangnya jodoh, tentu harus memiliki ilmu yang cukup dan mumpuni untuk bekal berkeluarga, karena menikah merupakan ibadah terlama," jelasnya.
Dipilihnya LSM (KPPA) BENIH Solo sebagai tempat untuk belajar, dikatakannya karena pengalaman LSM yang bergerak pada pembinaan keluarga baik pra-nikah dan pasca nikah sudah tidak perlu diragukan lagi.
"Saya tahu KPPA BENIH Solo ini melalui internet, sepulang dari sini kami banyak membawa ilmu dan akan segera kami terapkan di daerah kami," sambungnya.
Sementara itu, founder KPPA BENIH Solo Robi'ah Al Adawiyah mengaku bangga atas kunjungan dari Ketua Puspaga OKU Timur, "Saya bangga kehadiran ibu-ibu yang pro aktif dan peduli dengan keselamatan pernikahan," katanya.
Dihadapan dr. Sheila dan rombongan, dirinya menceritakan sejarah dan raihan dari LSM yanh didirikannya tersebut.
"Sejak tahun 2007 kami merintis KPPA BENIH Solo, lembaga ini memfokuskan pendidikan keluarga, dimana pada saat itu belum populer pendidikan keluarga. Banyak kegiatan yang kami fokuskan di kampung, karena problem yang terjadi biasanya di kampung," ujarnya.
BACA JUGA:Kader IMM OKU Timur Soroti Minimnya Lapangan Pekerjaan Hingga Tidak Serius Tuntaskan Kemiskinan
"Kami juga pernah diajak kerjasama oleh UMS pada tahun 2014 dan kami telah trial error untuk kurikulumnya. Kurikulum Sekolah Pra Nikah (SPN) telah kami ramu agar tidak hanya istri, para suami juga dapat mengikuti SPN ini," lanjutnya.
Dirinya juga mengungkapkan rasa bangganya karena SPN yang didirikannya ini merupakan SPN pertama yang memiliki kurikulum yang berkelanjutan.