BELITANG - Keterbatasan lahan tak membuat para petani di OKU Timur, putus asa. Mereka memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur-mayur dan berbagai tanaman buah. Kini, para petani yang hidup dengan lahan terbatas pun mampu berdaya dari pekarangan rumah.
Dinan salah satu warga dI wilayah Belitang mengatakan, dia mulai memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan pertanian sejak tahun 2021. Hal ini dilakukan Dinan karena dirinya tidak mempunyai kebun untuk ditanami berbagai tanaman. Apabila musim tanam padi dirinya tidak bisa menanam sayur mayur.
“Kami hanya punya sawah yang selalu ditanam padi bila musim hujan, sementara kebutuhan banyak tidak mungkin hanya mengandalkan sawah saja.Jadi kini kami memanfaatkan pekarangan rumah karena sawah yang biasa kami garap sudah ditanam bibit padi,” kata Dinan.
Ia mengatakan, jumlah tanaman di halaman rumahnya memang tidak terlalu banyak. Namun, penghasilan dari bercocok tanam itu cukup membantu menambah penghasilan rumah tangganya.
“Saya mendapat tambahan uang Rp 300.000-Rp 500.000 per bulan. Saya juga bisa menghemat uang hingga Rp 500.000 setiap bulan karena tidak perlu membeli sayuran,” katanya.
Di halaman rumah Dinan, ada 50 batang tanaman terong, 30 batang tanaman jahe, dan 20 batang tanaman cabai. Ia juga menanam kangkung, dan kemangi,dan pohon pisang. Setiap hari, ia menjual sekitar 30 ikat tanaman itu dengan dititipkan di warung terdekat atau dijual sendiri di pasar.
Dinan juga menjual tanaman di dalam pot seharga Rp 10.000-Rp 25.000 per batang. “Banyak konsumen yang mencari tanaman sayur untuk berbagai keperluan, seperti untuk acara perlombaan atau sebagai bibit yang mereka tanam sendiri di rumahnya,” katanya.
BACA JUGA:1.613 Pelamar Bersaing Rebut 2 Kuota Penjaga Tahanan Wanita
Dinan hanyalah satu contoh petani yang mampu berdaya dari pekarangan rumah. Di desa itu, masih ada puluhan petani lain yang juga memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam.*