Hati Separo

Senin 03 Nov 2025 - 12:25 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Yogi

Dengan hadirnya Justin saya bisa pulang ke Indonesia dengan tenang. Saya janji akan terus memonitor jadwal transplant dari jauh.

Justin saya minta datang ke rumah sakit sebelum saya pulang. Setelah berkenalan, Nisa dan suami merasa cocok. Justin anak muda yang baik.

Bahasa Mandarin Justin juga sudah sangat mumpuni. Apalagi yang menyangkut teknologi komputer. Ia hanya perlu beberapa kata baru di bidang medis.

Akhirnya saya tahu kenapa Justin punya kepribadian yang sangat baik. Justin sudah biasa mengalah di pergaulan. Sudah biasa mengakomodasikan keinginan orang lain. Tidak judes. Tidak kaku. Tidak ego. Karena itu ia terpilih sebagai ketua mahasiswa Indonesia seluruh Tiongkok: PPI Tiongkok. Ia sudah biasa ngemong banyak keinginan.

Sebelum pulang saya tanya Nisa: apakah masih ada ganjalan.

"Soal visa," katanyi. "Masa tinggal saya akan habis sebelum transplant dilakukan," tambahnyi.

Ups... Saya usulkan beberapa kemungkinan. Ini kan urusan medis. Siapa tahu RS bisa bantu. Justin bisa berkomunikasi dengan RS dan dengan imigrasi setempat.

Lalu saya berikan jalan terakhir dan terjelek –kalau semua usaha memperpanjangnya gagal.

"Anda terbang ke Hong Kong. Begitu mendarat, Anda masuk lagi ke terminal keberangkatan untuk kembali ke Beijing," kata saya.

Beijing-Hong Kong tiga jam. Pagi-pagi bisa berangkat, sorenya bisa tiba kembali di Beijing. Banyak sekali penerbangan Beijing-Hong Kong.

Waktu membuat visa di Surabaya dulu, visa Nisa bisa dipakai dua kali ke Tiongkok. Setiap kali ke Tiongkok boleh tinggal di sana 30 hari. Maka begitu 30 hari Nisa harus meninggalkan Tiongkok. Lalu bisa balik lagi 30 hari lagi. Yang penting sudah meninggalkan Tiongkok dulu.

Sebenarnya ada cara yang lebih singkat. Ke Korea dulu. Hanya satu jam penerbangan. Tapi Nisa tidak punya visa Korea. Sedang untuk ke Hong Kong tidak perlu visa

Saya percaya Nisa bisa melakukan semua itu seorang diri. Kelak akan saya ceritakan mengapa saya punya keyakinan itu kepada Nisa. Bahkan sebenarnya Nisa bisa merawat sang suami sendirian. Tidak perlu ada orang lain.

Masalahnya: pada saatnya nanti Nisa tidak mungkin merawat suaminyi. Dia sendiri harus dirawat. Dalam waktu bersamaan. Bahkan Nisa harus lebih dulu masuk ruang operasi. Bagian bawah dadanyi harus disayat. Untuk diambil separo hatinyi.

Di ruang operasi yang sama, sang suami juga disayat di bagian bawah dadanya. Hatinya yang sudah rusak harus dikeluarkan. Akan diisi separo hati dari sang istri.

Berarti harus ada orang lain. Itulah sebabnya Lilik dan suami hanya akan dua-tiga hari saja di Mojokerto. Lalu balik lagi ke Beijing: Lilik akan merawat Nisa. Suaminyi akan merawat Olik.

Kategori :

Terkait

Rabu 12 Nov 2025 - 10:57 WIB

Hemat Syarikah

Kamis 06 Nov 2025 - 09:26 WIB

Hati Robot

Rabu 05 Nov 2025 - 12:40 WIB

Hati Hitam

Senin 03 Nov 2025 - 12:25 WIB

Hati Separo

Minggu 02 Nov 2025 - 09:59 WIB

Hati Nikah