Umur Baru

Minggu 10 Aug 2025 - 11:46 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Yogi

Di Tianjin rumah sakitnya sudah baru. Pindah agak ke luar kota. Dokter-dokternya baru. Perawatnya baru. Tidak banyak kenal mereka lagi.

Di Tiongkok sekarang tidak lagi hanya satu-dua kota yang bisa melakukan transplantasi hati. Sudah hampir semua kota bisa melakukannya. Praktik transplantasi hati sudah sangat biasa.

Di sana untuk mendapatkan hati dari donor lebih mudah. Bahkan untuk organ apa saja. UU di Tiongkok mewajibkan siapa pun yang meninggal dunia harus dibolehkan diambil organnya. Tentu yang masih bisa ditransplankan ke orang lain.

Mudahnya mendapatkan donor organ membuat dunia kedokteran di sana sangat maju. Dokter-dokternya lebih banyak punya pengalaman. Bisa lebih sering melakukannya.

Di Indonesia begitu sulit mendapatkan donor organ --apa saja. Sangat sedikit yang membuat wasiat merelakan organnya diambil saat meninggal dunia. Tokoh marketing Hermawan Kartajaya adalah orang terakhir yang saya dengar menulis wasiat donor jenasah.

Di Indonesia kepercayaan dan keyakinan agama menjadi faktor utamanya. Sampai hari ini baru aliran Ahmadiyah yang memfatwakan ummatnya boleh mendonorkan organ tubuh mereka. Sumber donor kornea mata di Indonesia umumnya orang Ahmadiyah.

Di Singapura awalnya berlaku ketentuan seperti ini: setiap terjadi kecelakaan dompet korbannya diperiksa. Siapa tahu punya kartu 'silakan ambil organ saya'. Begitu ada kartu itu korban dibawa ke RS untuk diambil organ-organnya.

Belakangan peraturan itu diubah. Dibalik. Kalau di dompetnya tidak ada kartu 'jangan ambil organ saya' berarti otomatis organnya boleh diambil sebagai donor.

Kini sudah ada 16 negara yang punya peraturan mirip-mirip Singapura itu. Beberapa negara lebih bijaksana --tetap berkonsultasi dengan keluarga jenasah. Beberapa lagi tegas: tidak perlu memberi tahu keluarga. Yang paling tegas adalah Austria.

Begitu pentingnya kehidupan. Hidup lebih penting dari mati.

Sembilan belas tahun lalu, saya masih berada di peraturan lama. Saya bisa dapat donor dari orang Tiongkok. Peraturan itu sudah diubah. Tidak lama setelah saya ganti hati keluar aturan baru: organ orang Tiongkok hanya untuk orang Tiongkok. Tidak boleh lagi untuk orang asing.

Tiongkok sendiri memerlukan donor sangat banyak. Maka kalau organ itu untuk orang asing penduduk setempat merasa diperlalukan tidak adil.

Robert Lai, orang Singapura kelahiran Hongkong, adalah orang yang merawat saya selama saya sakit operasi ganti hati. Juga setelahnya. Kini, ketika menemani seseorang itu, saya ingat apa saja yang dilakukan Robert pada saya. Giliran saya melakukannya pada orang itu.

entu saya bersyukur "hati baru" saya itu tetap sehat sampai sekarang. Tiga bulan lalu saya melakukan pemeriksaan lengkap di Beijing. Semua dinyatakan sehat.

Padahal, saat dinyatakan sukses operasi ganti hati dulu, saya sudah diberi tahu: benih-benih kanker mungkin saja masih ada di dalam darah saya. Ikut beredar di darah. Lalu akan hinggap lagi di 'hati baru'. Lima tahun setelah operasi benih kanker itu bisa muncul lagi.

Saya pun siap mental menerima prediksi itu. Tidak masalah. Saya tetap bersyukur: bisa tambah umur lima tahun. Tidak jadi meninggal di umur 56 tahun. 

Kategori :

Terkait

Minggu 10 Aug 2025 - 11:46 WIB

Umur Baru

Kamis 17 Apr 2025 - 08:26 WIB

Sekolah Rakyat

Selasa 25 Feb 2025 - 10:38 WIB

Miskin Bermartabat