Trio Kwek

Jumat 08 Aug 2025 - 09:53 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Yogi

Teman saya, pemilik Kopi Kapal Api, pernah investasi pabrik kopi di Shanghai. Gagal. Terlalu dini. Ia seperti jualan sepatu di Afrika di zaman semua orang lebih merasa enak tanpa alas kaki. Bertahun-tahun Kapal Api  mencoba bertahan. Tidak berhasil. Rugi terus.

Dasar hoki, ia tiba-tiba ketiban rezeki: Pemda Shanghai akan membangun arena balap mobil Formula One. Lokasinya mencakup pabrik kopinya. Ia kena gusur. Dapat ganti rugi yang sangat besar. Seluruh kerugiannya bertahun-tahun terbayar oleh proyek Formula 1.

Belakangan ia melihat orang Tiongkok mulai gemar minum kopi. Maka ia terpikir untuk membuka pabrik kopi lagi di sana. Lokasinya di antara Shanghai dan Hangzhou. Kini, saya dengar, usahanya itu sukses. Saya sudah beberapa kali ditawari mengunjunginya tapi masih belum dapat waktu.

Cafe asal Amerika pun, Xing Ba Ke (星巴克) kini punya 7.500 gerai di seluruh Tiongkok. Target berikutnya: tahun depan menjadi 9.000 gerai.

Di sana, kalau Anda bertanya di mana Starbucks akan sulit mendapat jawaban. Tapi kalau Anda bertanya di mana Xing Ba Ke, Anda langsung ditunjukkan di mana Starbucks.

Sukses Xing Ba Ke itu ditangkap pengusaha lokal. Ia bikin pesaing Starbucks. Namanya: Luckin Coffee. Dalam sekejap mengejar Xing Ba Ke. Lalu menyalipnya. Kini jauh meninggalkannya: akhir Maret lalu sudah punya 24.000 gerai. Empat bulan kemudian menjadi 26.000 gerai.

Dalam bahasa lokal Luck'in Coffee disebut Ruixing (瑞幸咖啡). Logonya bukan kepala gajah atau kepala banteng, tapi kepala kijang.

Maka Brasil sudah menemukan pasar baru untuk produk utamanya. Akan bersaing dengan kopi produk Indonesia yang dibawa ke sana oleh Kapal Api.

Brasil, India, Tiongkok kini jadi trio kwek-kwek yang teriakan mereka bisa memekakkan telinga Trump: kwek-kwek-kwek-kwek...(Dahlan Iskan)

 

Kategori :