Sedangkan "militan baru" belum lagi lahir. Partai ini seperti agak jauh dari anak muda.
Memang masih ada yang tetap terlihat militan. Misalnya Adian Napitupulu --baru saja diangkat sebagai wakil sekjen bidang komunikasi.
Masih ada juga orang hebat seperti Said Abdullah dari Sumenep. Said baru saja diangkat jadi ketua bidang sumber daya. Tapi sudah ada yang jauh dari garis itu. Misalnya: banyak. Salah satunya, Cak Basuki dari Surabaya.
Rasanya perhelatan besar di Bali sejak Sabtu lalu banyak membahas kenyataan itu: mungkinkah PDI-Perjuangan kembali ke khitah-nya. Yakni jadi partai militan ideologis.
Ini sungguh tantangan yang amat besar. Terutama di saat usia Megawati sudah 74 tahun.
Tokoh militan seperti Bambang Wuryanto --lebih dikenal sebagai Bambang Pacul-- ternyata masih dianggap tergolong militan. Masih didudukkan sebagai ketua bidang pemenangan Pemilu. Padahal Bambang disebut-sebut kurang militan lagi di saat Pilgub Jateng: calon gubernur PDI-Perjuangan, Jenderal Andika Perkasa kalah telak.
Usia Bambang Pacul juga sudah tidak muda lagi. Tahun depan sudah 70 tahun. Maka jabatan pemenangan Pemilu tidak sepenuhnya di tangan Bambang Pacul. Khusus untuk pemenangan di pilkada ada wakil ketua umum sendiri: Deddy Sitorus.
Ahok, Ganjar Prabowo, Azwar Anas, Bu Risma, Ribka Ciptaning juga masuk di jajaran wakil ketua umum. Ribca adalah produk militan lama. Selebihnya adalah militan yang lebih belakangan.
Memang ada Puan dan Prananda yang militan lebih muda. Kabar baiknya: keduanya sudah terlihat berangkulan. Tapi mereka belum jadi simbol pejuang militan --yang dalam istilah lama disebut "pasukan bawah tanah".
Sulit membayangkan dua tokoh itu bisa kembali ke bawah tanah: menghadapi penderitaan hidup --secara fisik maupun ekonomi.
Tentu Puan masih ingat derita yang dialami Mega --ibunyi. Zaman itu saya beberapa kali satu mobil dengan Puan --yang masih terlihat remaja, berada di mobil bagian belakang konvoi Megawati. Dia tahu persis penderitaan ibunyi. Tapi itu sudah lama sekali. Apakah Puan masih bisa kembali ke masa nan lalu seperti itu.
PDI-Perjuangan rupanya lagi memerlukan identitas baru. "Banteng Ketaton" rupanya akan jadi identitas baru itu.(Dahlan Iskan)