MARTAPURA – Ribuan warga berduyun-duyun memadati ruas jalan dari Mapolsek Martapura menuju Lapangan KONI, mengikuti rangkaian jalan sehat Gebyar Muharram 1447 H.
Tak sekadar jalan santai, para peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat antusias mengikuti kegiatan karena disediakan kupon doorprize gratis oleh panitia. Momentum ini menjadi lebih istimewa karena digelar untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, menandai eksistensi dan keberlanjutan Gebyar Muharram di level kecamatan.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah menjalin silaturahmi antar lembaga serta memupuk semangat sosial keagamaan di tengah masyarakat,” ujar perwakilan Panitia, Dr. Ir. Muhammad Fathoni, M.T.
Tahun ini, Gebyar Muharram tampil lebih semarak dengan beragam kegiatan keagamaan dan sosial. Mulai dari donor darah, santunan yatim piatu, parade pencak silat, hingga puncaknya kegiatan yakni pengajian akbar dan Gebyar Sholawat bersama KH Dr. Irfan Yusuf Ainul Yaqin dari Kendal, yang menggandeng grup sholawat Al Asyiqin.
Malam penutupan yang digelar di Lapangan KONI Martapura berubah menjadi lautan jamaah. Suasana syahdu, penuh semangat kebersamaan dan spiritualitas, terasa kental ketika gema sholawat menggema di langit Martapura.
Wakil Bupati OKU Timur, HM Adi Nugraha Purna Yudha, SH, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya acara tersebut.
BACA JUGA:Ratusan Petani Sarasehan Bersama Dankolat Laksamana Pertama Elka Setyawan Bahas Pertanian Organik
“Alhamdulillah, Gebyar Muharram tahun ini berjalan dengan lancar dan meriah. Saya mengajak masyarakat untuk memaknai malam 1 Muharram sebagai malam sakral, waktu untuk muhasabah diri dan memohon ampun kepada Allah SWT,” ujarnya.
Menurutnya, tradisi merayakan Tahun Baru Islam dengan sholawatan adalah bentuk perayaan yang penuh makna, berbeda dari perayaan tahun baru lainnya.
Kegiatan ini terselenggara atas sinergi kuat antara MWC NU Martapura, Pemda OKU Timur, IKADI, PWI, serta didukung penuh oleh OPD Pemda OKU Timur, Bank BSI, Bank Sumsel, dan kelompok pencak silat seperti Kera Sakti, PSHT, Lemkari, serta Pagarnusa.
Tak hanya sebagai ajang perayaan, Gebyar Muharram Martapura kini tumbuh menjadi simbol integrasi nilai-nilai spiritual dan kebudayaan lokal, sekaligus menegaskan bahwa perayaan tahun baru Hijriyah tak harus sepi dan hening, tapi bisa semarak dan sarat makna.
“Ke depan, lokasi acara bisa saja berpindah. Kita akan cermati bersama demi memberikan pengalaman terbaik bagi masyarakat,” pungkas Fathoni.